Senin 16 Nov 2020 14:53 WIB

Dukungan BNPB terhadap Penanganan Potensi Erupsi Merapi 

BNPB menyalurkan 100 ribu masker ke empat kabupaten di Jateng-DIY.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Gunung Merapi terlihat dari Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Ahad (15/11). Kawasan wisata di Kinahrejo sudah ditutup untuk kunjungan, karena masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Bahkan jalan untuk menuju petilasan Mbah Maridjan dan Bunker Kaliadem sudah ditutup dengan kendaraan petugas.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Gunung Merapi terlihat dari Kinahrejo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Ahad (15/11). Kawasan wisata di Kinahrejo sudah ditutup untuk kunjungan, karena masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III. Bahkan jalan untuk menuju petilasan Mbah Maridjan dan Bunker Kaliadem sudah ditutup dengan kendaraan petugas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan dukungan penanganan darurat ke empat wilayah yang berpotensi terdampak letusan Gunung Merapi. Bentuk dukungan berupa bantuan logistik dan sumber daya untuk penguatan penanganan darurat di empat wilayah. 

"BNPB telah menyalurkan masker sebanyak 100.000 buah ke empat kabupaten, yakni Kabupaten Sleman, Magelang, Klaten,dan Boyolali di pekan lalu. Setiap kabupaten mendapatkan bantuan masker 25.000 buah," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Senin (16/11).

Baca Juga

BNPB juga mengirimkan lampu air garam sebanyak 216 buah, yang digunakan untuk penerangan darurat. Kemudian sejumlah personel diterjunkan untuk memberikan pendampingan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) empat kabupaten. 

Ia mengatakan, pendampingan tersebut lebih memfokuskan pada pengorganisasian pos komando yang dibutuhkan pada kondisi sekarang. Selain itu, BNPB juga terus berkoordinasi dengan BPPTKG, BTTKL, BPBD dan kelompok sukarelawan dalam kesiapsiagaan menghadapi antisipasi potensi erupsi Gunung Merapi. "Latihan di atas meja atau tabletop exercise (TTX) dan tactical floor game (TFG) sedang dipersiapkan dengan melibatkan pemerintah daerah, baik di tingkat kabupaten dan provinsi. Penyelenggaraan TTX akan dilakukan pada 17 – 19 November 2020 di Yogyakarta," ujarnya.

Ia menambahkan, tujuan dari penyelenggaraan TTX tersebut nantinya untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapsiagaan terkait sistem penanggulangan kedaruratan bencana yang melibatkan multipihak dalam mengantisipasi dampak skenario terburuk erupsi Merapi. Tujuan selanjutnya yakni mendapatkan masukan untuk rancangan rencana kontingensi dan atau rencana operasi dan prosedur tetap daerah, khususnya saat pandemi Covid-19 masih berlangsung.

Sementara itu, data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per 15 November 2020, pukul 22.00 WIB, mencatat total warga yang dievakuasi sebanyak 1.831 jiwa. Sebagian besar warga merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, ibu menyusui, disabilitas maupun mereka yang sakit. "Jumlah penyintas terbesar di Kabupaten Magelang dengan jumlah 828 jiwa, Boyolali 401, Klaten 388 dan Sleman 214," ujarnya.

Ia menambahkan, BPBD tak hanya melayani mereka yang telah dievakuasi di pos-pos penampungan, tetapi juga memastikan sistem peringatan dini maupun infrastruktur lainnya berfungsi dengan baik, seperti perangkat komunikasi, rambu dan jalur evakuasi. Isu protokol kesehatan telah menjadi bagian dalam perencanaan dalam penanganan darurat. 

Hal tersebut mengingat masih berada pada masa pandemi. Seperti diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berada di perbatasan wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah meningkat. 

Situasi ini mendorong Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) meningkatkan status aktivitas dari level II menjadi level III pada 5 November 2020 lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement