Senin 16 Nov 2020 12:08 WIB

Demi Satwa Langka, Saudi Kembangkan Proyek Konservasi

Arab Saudi meningkatkan jumlah lahan yang dilindungi dan cagar alam

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
Satwa Arab Saudi
Foto: Arab News
Satwa Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi meningkatkan jumlah lahan yang dilindungi dan cagar alam untuk mengisi kembali spesies asli yang semakin berkurang. Proyek pengembangan cagar alam dan konservasi ini diproyeksikan dapat meningkatkan populasi satwa langka.

Dilansir di Arab News, Senin (16/11), bentang alam semenanjung yang beragam dan unik merupakan rumah bagi banyak spesies. Beberapa proyek yang dipelopori oleh Kerajaan dan negara-negara tetangga Saudi berusaha untuk menyelamatkan satwa-satwa tersebut. Ada banyak faktor yang membuat satwa langka di Saudi terancam punah, mulai dari faktor urbanisasi, perburuan liar, dan hilangnya habitat. Sebut saja macan tutul Arab, kijang Arab, kijang Rhim, burung nasar dan Houbara Asia--yang menggunakan wilayah timur laut Kerajaan sebagai tempat berhenti saat migrasi--merupakan satwa asli yang dilindungi.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyoroti bahwa konservasi di Kerajaan telah meningkat 14 persen dalam tiga tahun terakhir dari hanya 4 persen. “Sebuah Tim Khusus untuk Keamanan Lingkungan telah dibentuk dengan tujuan tunggal melindungi lingkungan, satwa liar dan keanekaragaman hayati dan menegakkan hukum,” kata dia.

Mulai dari Harrat Al-Harrah, cagar alam pertama yang didirikan di Kerajaan pada tahun 1987 hingga Sharaan dan diresmikan oleh putra mahkota pada tahun 2019, hingga 15 cagar alam dan lahan lindung diawasi oleh Saudi Wildlife Authority (SWF). Cagar alam tersebut terwujud dengan adanya koordinasi dengan berbagai dana, lembaga, komisi kerajaan dan badan terkait yang membangun populasi mandiri.

Ke-15 cagar alam, yang didirikan selama lebih dari 30 tahun, telah mengungkapkan pentingnya melindungi hewan di ambang kepunahan di Kerajaan dan sekitarnya. Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Applied Ecology mencatat bahwa penangkaran bukanlah solusi kecuali hewan di alam liar dilindungi. Meski demikian, para ahli tidak mengesampingkan hal itu dan berharap penangkaran dapat membantu menambah jumlah satwa.

Bekerja dengan mitra, Arab Saudi memulihkan populasi yang berada di ambang kepunahan jika tidak mendapat perhatian sekarang. Hal itu terjadi pada burung unta Arab dinyatakan punah di alam liar pada akhir 1930-an karena perburuan berlebihan dan eksploitasi komersial.

Adapun burung kijang Arab, yang diklasifikasikan oleh Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai spesies yang terancam punah, telah menerima perhatian yang sangat dibutuhkan. Jumlahnya pun terus bertambah karena upaya gabungan untuk menyelamatkan satwa tersebut. Selain itu juga adanya hukum ketat yang melarang perburuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement