Senin 16 Nov 2020 09:06 WIB

Pendidikan Islam Era Ottoman masih Diterapkan di Bosnia

Bosnia dan Herzegovina terus mempertahankan tradisi sekolah maktab

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
Bosnia dan Herzegovina terus mempertahankan tradisi sekolah maktab
Foto: Anadolu Agency
Bosnia dan Herzegovina terus mempertahankan tradisi sekolah maktab

IHRAM.CO.ID, SERBIA -- Bosnia dan Herzegovina terus mempertahankan tradisi sekolah maktab yang menjadi basis pendidikan agama di negaranya. Maktab atau Kuttab, berarti sekolah dasar, di mana anak-anak akan diajarkan membaca, menulis dan tata bahasa termasuk juga belajar Islam dan pembacaan Alquran.

Dilansir dari Anadolu Agency, Senin (16/11), tradisi ini dimulai selama periode Ottoman dan dilanjutkan selama Kekaisaran Austro-Hongaria dan berdirinya Yugoslavia serta Bosnia dan Herzegovina modern.

Saat ini, semua anak dari kelas satu hingga kelas sembilan dapat mengikuti maktab, yang sepenuhnya dikelola dan diorganisir oleh Persatuan Islam Bosnia dan Herzegovina.

Para imam mengajari anak-anak membaca Alquran dan pengetahuan dasar agama sesuai kelompok usia mereka di akhir pekan. Anak-anak memperkaya kehidupan mereka dengan mempelajari dasar-dasar dan nilai-nilai agama Islam.

Sulejman Posavljak, seorang imam yang bekerja di salah satu maktab di ibu kota Bosnia, Sarajevo, mengatakan, bahwa minat masyarakat terhadap maktab meningkat setiap tahun.

“Kami memiliki 131 anak di maktab di lingkungan kami. Kami membuka sekolah lagi atas permintaan keluarga,” kata Posavljak.

Posavljak menggarisbawahi, bahwa pendidikan maktab memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak, di mana mereka belajar menghormati keluarga dan bertoleransi terhadap tetangganya.

“Saya ingin mengajak keluarga yang masih dilema: Tolong kirimkan anak-anak Anda ke sekolah agar Anda dapat membesarkan anak-anak yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Salah satu anak dari maktab, Harun Cuprija (11 tahun) mengatakan bahwa dia belajar banyak doa dan surat-surat dari Alquran.

“Tempat ini sangat indah. Kita baca Alquran, kita belajar salat. Kita juga mendapat teman baru,” ujarnya.

Dzejna Fazlagic (12) mengatakan, dia juga belajar membaca Alquran di maktab.

"Kami belajar banyak hal di sini. Ini adalah keinginan terbesar saya untuk bisa membaca Alquran," katanya.

Mehmedalija Cuprija (9) mengatakan, bahwa ia senang mendapatkan banyak teman di maktab. "Saya selalu ingin datang ke maktab setiap minggu. Saya senang di sini. Saya belajar banyak doa, surah dan himne," ungkapnya

Hingga abad ke-20, masjid adalah satu-satunya tempat pendidikan massal di dunia Islam. Seorang imam akan melatih sekelompok siswa yang duduk di lantai, untuk membaca Alquran. Dengan perkembangan sekolah modern, jumlah maktab terus menurun di dunia Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement