Ahad 15 Nov 2020 23:25 WIB

PM Armenia Jadi Target Pembunuhan Sekelompok Mantan Pejabat

Mantan pejabat di Armenia berusaha merebut kekuasaan dari Pashinyan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andri Saubani
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan
Foto: EPA-EFE/ARMENIAN GOVERNMENT PRESS OFFICE
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menjadi sasaran pembunuhan oleh sekelompok mantan pejabat negara tersebut. Mereka berusaha merebut kekuasaan dari Pashinyan.

Upaya pembunuhan terhadap Pashinyan dilakukan oleh mantan kepala Badan Keamanan Nasional Armenia Artur Vanetsyan, mantan ketua fraksi parlemen Partai Republik Vahram Baghdasaryan, dan sukarelawan perang Ashot Minasyan. Mereka telah ditangkap dan ditahan.

Baca Juga

"Para tersangka berencana untuk secara ilegal merebut kekuasaan dengan membunuh perdana menteri dan sudah ada calon potensial yang sedang dibahas untuk menggantikannya," kata Badan Keamanan Nasional Armenia dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (14/11).

Saat ini, Pashinyan tengah menghadapi tekanan besar dari rakyatnya setelah menandatangani perjanjian gencatan senjata dalam konflik dengan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh. Langkah Pashinyan membuat Azerbaijan mengamankan kemajuan teritorial di wilayah yang dipersengketakan tersebut.

Pashinyan mengungkapkan dia tidak punya pilihan selain menandatangani perjanjian gencatan senjata untuk mencegah kerugian teritorial lebih lanjut. Sejak Selasa (10/11) lalu, ribuan warga Armenia turun ke jalan dan berdemonstrasi menuntut Pashinyan mundur.

Pashinyan mengatakan dia bertanggung jawab atas kemunduran yang dihadapi negaranya dalam konflik dengan Azerbaijan. Namun dia menolak mengundurkan diri dari jabatannya.

Gencatan senjata menghentikan aksi militer di dan sekitar Nagorno-Karabakh, daerah kantong yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi dihuni oleh etnis Armenia. Berdasarkan perjanjian, 2.000 tentara penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut.

Sejak awal 1990-an, etnis Armenia telah memegang kendali militer atas seluruh Nagorno-Karabakh dan sebagian besar wilayah Azeri di sekitarnya. Kini mereka telah nyaris kehilangan kontrolnya atas wilayah-wilayah yang sebelumnya dikuasainya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement