Ahad 15 Nov 2020 00:21 WIB

Penentuan Dua Tim Kuat di Lisbon

Juara dunia 2018, Prancish akan bertandang ke markas juara Eropa 2016, Portugal.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih Portugal Fernando Santos
Foto: REUTERS/Ruben Sprich
Pelatih Portugal Fernando Santos

REPUBLIKA.CO.ID, LISBON -- Dengan status yang digenggam kedua tim, laga yang bakal digelar di Stadion Da Luz, Lisbon, Ahad (15/11) dini hari WIB, layak disebut sebagai partai yang menjanjikan, baik dari segi torehan gol maupun di aspek pertunjukan permainan si kulit bundar. Bagaimana tidak, laga kelima fase penyisihan Grup A3 UEFA Nations League itu akan mempertemukan juara edisi terakhir Piala Dunia, Prancis, dengan pemegang titel Piala Eropa 2016 sekaligus juara bertahan UEFA Nations League, Portugal.

Terlebih, situasi di papan klasemen sementara Grup A3 juga dapat memaksa kedua tim untuk bisa memetik kemenangan di laga ini. Torehan tiga poin di laga ini akan membawa tim pemenang memastikan satu tempat di putaran final UEFA Nations League musim ini sebagai juara Grup A3.

Dengan catatan performa yang identik di empat laga awal penyisihan Grup A3, yaitu tiga kemenangan dan satu hasil imbang, Portugal dan Prancis sama-sama mengemas 10 poin. Alhasil, laga di salah satu stadion terbesar di Portugal itu akan menjadi partai penentuan dalam kiprah kedua tim di musim kedua gelaran UEFA Nations League ini.

Meski sama-sama memetik 10 poin, tapi Les Blues harus puas berada di peringkat kedua. Kylian Mbappe dan kawan-kawan hanya kalah jumlah selisih gol dari Navegadores. Di titik ini, tekanan buat Prancis untuk bisa meraih kemenangan dalam lawatan ke markas Portugal ini pun jauh lebih besar. Hasil imbang, seperti pada pertemuan terakhir, tentu tergolong menjadi capaian yang buruk buat Prancis.

Tidak hanya itu, tekanan buat Les Blues, terutama dari publik Prancis, kian besar apabila menilik hasil terakhir yang diraih tim besutan Didier Deschamps tersebut. Prancis menelan kekalahan mengejutkan dari Finlandia, 0-2, di laga uji coba, tengah pekan ini. Deschamps pun sempat menyebut, kekalahan ini sebagai tamparan yang begitu keras buat anak-anak asuhnya.

Namun, Prancis tidak memiliki waktu untuk meratapi kekalahan pertama mereka dari 12 laga terakhir di semua ajang tersebut. Kekalahan dari Finlandia, tutur Deschamps, justru memberikan pelajaran berharga buat anak-anak asuhnya, terutama dalam aspek-aspek dasar permainan seperti mempertahankan intensitas, agresivitas, dan menjaga pola permainan dari awal laga.

''Tiga hari setelah kekalahan ini, kami sudah harus menghadapi Portugal. Laga itu tentu akan menjadi laga yang jauh berbeda. Saya harap, pelajaran yang kami terima di laga ini sudah cukup membawa kami bangkit. Dengan hanya jeda tiga hari dari satu laga, kami tak punya waktu untuk meratap. Namun, kami tetap berada dalam jalur yang tepat,'' tutur mantan pelatih Juventus itu seperti dilansir laman resmi UEFA, Jumat (13/11).

Berbeda di laga kontra Finlandia, Deschamps akan menurunkan kembali pemain-pemain terbaik Les Blues. Hugo Lloris, N'Golo Kante, Presnel Kimpembe, Benjamin Pavard, dan Lucas Hernandez, yang absen di laga kontra Finlandia, dikabarkan akan kembali ke //starting line-up// Prancis. Sayangnya, penyerang PSG, Kylian Mbappe, masih diragukan untuk bisa tampil lantaran masih mengalami cedera ringan. 

Namun, tidak menutup kemungkinan, Mbappe bisa diturunkan sebagai pemain pengganti di laga tersebut. ''Saya harap sejumlah pemain sudah bisa kembali merumput. Sebagian pemain sudah bisa dipastikan, tapi ada beberapa pemain yang masih harus menunggu hasil pemeriksaan terakhir dari tim medis,'' tutur Deschamps.

Sementara dari kubu tuan rumah, pelatih Fernando Santos sebenarnya telah mengistirahatkan sejumlah penggawa andalan Portugal kala mencukur Andorra, 7-0, di laga uji coba, tengah pekan lalu. Kendati begitu, Portugal terlihat cukup kesulitan saat tampil tanpa diperkuat Cristiano Ronaldo, Bernardo Silva, ataupun Joao Felix. 

Meski bisa memetik kemenangan besar atas Andorra, tapi sebagian besar gol Portugal di laga itu hadir saat salah satu dari tiga pemain tersebut mulai merumput. Kondisi ini pun sempat diakui langsung oleh Santos. Karena itu, demi bisa mengambil langkah besar dalam mempertahankan titel UEFA Nations League, Portugal digadang-gadang akan langsung menurunkan kekuatan terbaiknya di starting line-up di laga ini.

''Target kami sudah jelas, segera memastikan satu tempat di empat besar UEFA Nations League dan berusaha mempertahankan titel juara kompetisi ini. Kami harus bisa mempertahankan identitas dan gaya permainan kami. Kami akan melakukan apapun untuk bisa meraih kemenangan di laga ini,'' kata Santos seperti dilansir L'Equippe, Jumat (13/11).

Pelatih berusia 66 tahun itu pun mengakui, telah mengenali dan mempelajari gaya permainan Prancis, terutama saat melawat ke markas Prancis dalam pertemuan pertama di babak penyisihan Grup A3, awal bulan lalu. Di laga tersebut, kedua tim harus rela berbagi satu poin usai bermain imbang, 0-0.

Hasil imbang tanpa gol ini menjadi anomali tersendiri dalam catatan pertemuan kedua tim. Pasalnya, di lima bentrokan sebelumnya di semua ajang, selalu ada gol yang tercipta saat Portugal beradu kualitas dengan Prancis. Bahkan, rataan gol yang tercipta di laga Prancis kontra Portugal mencapai 1,2 gol per laga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement