Sabtu 14 Nov 2020 16:15 WIB

Emil Dardak Dorong Peningkatan Budaya Literasi Masyarakat

Melalui literasi, warga diharapkannya mampu memahami setiap informasi yang dibacanya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berharap tingkat literasi masyarakat di wilayah setempat terus meningkat. Menurut Emil, melek literasi bukan sekedar membuat masyarakat melek aksara sehingga mampu baca tulis. Lebih jauh lagi, masyarakat diharapkannya mampu memahami setiap informasi yang dibacanya.

“Bahwa literasi ini adalah tujuan akhir melek aksara. Untuk mencapai melek literasi ini kita bisa menggunakan berbagai upaya untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Bagaimana kemudian dari informasi yang dibaca ini bisa menjadi sesuatu yang dipahami dan berguna bagi masyarakat,” kata Emil di Surabaya, Sabtu (14/11).

Menurutnya, dari jumlah penduduk Jatim yang hampir 40 juta orang, angka melek huruf di sebagian besar kelas usia telah mencapai 99 persen lebih. Namun pada kelas usia di atas 50 tahun, prosentasenya baru mencapai 79,56 persen. 

Emil menegaskan, angka buta huruf di kelas usia tersebut perlu menjadi perhatian. Berkembangnya teknologi, harusnya bisa semakin meningkatkan literasi, bukan malah memperlemahnya. 

“Hari ini terlalu mudah memperoleh informasi, akhirnya kedalaman untuk menggali literasi menjadi berkurang, termasuk ketekunan membaca. Inilah yang kemudian menjadi tantangan. Realitanya belum tentu bisa mengoperasikan gadget, tapi memiliki kedalaman dalam berpikir," ujarnya.

Emil juga mengajak masyarakat bisa menyaring setiap informasi yang menyebar melalui gawai. Karena, kata dia, banyak informasi yang beredar melalui media sosial yang antara judul dan isi tidak sesuai. 

Sayangnya, kata Emil, terkadang orang yang memperoleh informasi tersebut hanya sekedar membaca judulnya kemudian menyebarkan ke orang lain tanpa membaca apa isi dari informasi tersebut.

“Semangat membaca di tengah masyarakat ini harus kita tingkatkan. Jangan sampai gadget ini justru membuat orang semakin sering mengkonsumsi informasi tanpa mengasah sisi kritisnya. Kalau asal share sebelum dibaca isinya artinya kemampuan literasinya kurang. Ini yang menjadi tantangan kita saat ini,” kata dia.

Bunda Baca Jatim, Arumi Bachsin mengatakan, saat ini kemampuan melek informasi dipandang sebagai prasyarat dalam kehidupan yang cenderung diwarnai dengan perubahan cepat. Masyarakat harus melek informasi sehingga dapat dengan mudah dan cepat ikut belajar tentang pengetahuan serta ketrampilan baru yang cocok dengan perubahan yang sedang terjadi.

“Untuk itu perlunya kita dorong minat baca terutama untuk anak-anak. Karena membaca merupakan salah satu kebutuhan dasar untuk menambah pengetahuan dan informasi,” katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement