Sabtu 14 Nov 2020 11:41 WIB

BSN Dorong Pariwista Terapkan SNI dan Protokol Kesehatan

Hal itu sebagai jaminan pencegahan penularan Covid-19 di sektor wisata.

Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) salah satu BUMN di sektor wisata yang mampu menerapkan protokol kesehatan serta SNI di lingkungan perusahaannya.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero) salah satu BUMN di sektor wisata yang mampu menerapkan protokol kesehatan serta SNI di lingkungan perusahaannya.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Kukuh S. Achmad mendorong para pelaku usaha sektor pariwisata menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) disertai protokol kesehatan. Kedua hal itu sebagai jaminan pencegahan penularan Covid-19 di sektor wisata.

"Badan Standardisasi Nasional (BSN) selain mengutamakan protokol kesehatan juga tetap melakukan diseminasi atau pembinaan untuk penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berkaitan dengan terutama pemulihan ekonomi nasional, salah satunya bidang pariwisata," katanya di Yogyakarta, Jumat (14/11).

Baca Juga

PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero), menurut dia, salah satu BUMN di sektor wisata yang mampu menerapkan protokol kesehatan serta SNI di lingkungan perusahaannya. Melalui penerapan SNI, BSN mendorong pengelolaan pariwisata tetap menerapkan prinsip keberlanjutan atau kesinambungan serta manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Jadi lingkungan sekitar tidak dirusak, masyarakat bisa menikmati, tetapi mereka (pengunjung) juga aman di dalam melakukan kegiatan pariwisatanya. Terlebih Yogyakarta merupakan tujuan destinasi wisata baik lokal maupun internasional," kata Kukuh.

Selain itu, profesionalitas pengelola kawasan di bawah naungan PT TWC, juga mutlak diperlukan. "Kami mendorong adanya kebijakan manajemen TWC untuk meningkatkan profesionalisme bagi insan di dalamnya kaitannya dengan pengelolaan kawasan pariwisata sesuai dengan persyaratan standar. Selain berkomunikasi dengan BSN, TWC juga perlu berkomunikasi dengan instansi lain terkait," kata dia.

Direktur Keuangan, SDM & Investasi PT TWC Palwoto mengatakan pelaku usaha pariwisata perlu meningkatkan kualitas pelayanan dan menjamin keselamatan masyarakat di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini. "Pelaku usaha perlu meningkatkan nilai dan pendapatan sebagai aktivitas ekonomi, namun kenyamanan dan keselamatan masyarakat/pengunjung tetap harus menjadi prioritas," kata dia.

Karena itu, Palwoto menilai standardisasi menjadi bagian yang penting untuk mewujudkan tujuan tersebut. Salah satu pariwisata yang dikelola PT TWC yakni Kawasan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. "Menerapkan standardisasi untuk kawasan tersebut menjadi hal yang sangat penting, apalagi kawasan ini menjadi 1 dari 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP)," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement