Jumat 13 Nov 2020 21:41 WIB

Klaster Keluarga Dominasi Kasus Covid-19 di Bandung

Kasus konfirmasi aktif Covid-19 pada rentang kelompok usia 20 sampai 25 tahun.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bilal Ramadhan
Sebuah wastafel keliling diparkir di lapangan Jalan Puter, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Kamis (12/11). Keberadaan wastafel keliling yang berasal dari CSR berbagai perusahaan ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi warga sebagai bagian dari sosialisai penerapan protokol kesehatan pencegahaan Covid-19.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Sebuah wastafel keliling diparkir di lapangan Jalan Puter, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Kamis (12/11). Keberadaan wastafel keliling yang berasal dari CSR berbagai perusahaan ini, diharapkan bisa bermanfaat bagi warga sebagai bagian dari sosialisai penerapan protokol kesehatan pencegahaan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan klaster keluarga masih mendominasi dalam kasus penyebaran Covid-19 di Kota Bandung. Total angka sebanyak 278 kepala keluarga dengan jumlah anggota keluarga mencapai 700 orang lebih yang dinyatakan telah terpapar virus korona.

Ketua harian gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan sebanyak 700 anggota keluarga di Kota Bandung telah terpapar Covid-19. Ia mengatakan, klaster keluarga masih menjadi ancaman penyebaran virus korona yang sudah berlangsung 8 bulan.

"Klaster keluarga masih menjadi ancaman," ujarnya di Balai Kota Bandung, Jumat (13/11).

Salah satu penyebab klaster keluarga muncul masih terdapat anggota keluarga yang melakukan aktivitas di luar rumah. Ia mengatakan, anggota keluarga yang datang ke rumah sehabis dari luar diperkirakan tidak langsung membersihkan diri namun berinteraksi dengan yang lain.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi penyebab penularan pada klaster keluarga besar. Ema mengatakan, bagi masyarakat yang beraktivitas diluar rumah tetap harus disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Jika sudah tiba di rumah maka terlebih dahulu harus mandi dan tidak bersentuhan dengan anggota keluarga lainnya. Ia menambahkan, saat ini kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menurun setelah 8 bulan pandemi Covid-19 berjalan.

Data gugus tugas menunjukkan periode satu ke periode dua adaptasi kebiasaan baru (AKB) mengalami penurunan sebesar 2,08 persen dan periode dua ke periode tiga hingga 12 November kemarin mengalami penurunan sebesar 8,24 persen.

Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan status zona penyebaran Covid-19 di Bandung masih sedang atau oranye. Menurutnya, angka reproduksi Covid-19 bergerak dinamis dan mengalami naik turun.

"Hasil ini masih dibawah angka satu menunjukan bahwa pandemi Covid-19 ini masih terkendali," katanya.

Ia melanjutkan, kasus konfirmasi aktif hingga Kamis (12/11) mencapai 309 kasus dan 1.920 kasus sembuh serta 98 kasus meninggal dunia. Sedangkan jumlah total kasus kumulatif mencapai 2.327 kasus.

"Untuk 98 kasus meninggal dunia Covid-19 di Kota Bandung per 12 November 2020 dapat disampaikan 63.39 persen terjadi karena memiliki penyakit penyerta dengan jenis komorbid tertinggi adalah diabetes mellitus dan penyakit jantung. Rata rata usia kasus meninggal dunia adalah di rentang 60-69 dan 50-59 tahun," katanya.

Menurutnya, kasus konfirmasi aktif Covid-19 di Kota Bandung ini terjadi pada rentang kelompok usia 20 sampai 25 tahun. Namun, kasus kematian terjadi pada rentang umur usia lanjut.

"Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penyebaran yang masuk ke tingkat rumah tangga akibat salah satu anggotanya berkegiatan di luar. Jadi klaster keluarga ini masih mendominasi," katanya. Ia mengingatkan masyarakat untuk terus menerus menjaga protokol kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement