Sabtu 14 Nov 2020 02:05 WIB

Pusat Studi Jawa Timur Diresmikan

Pusat Studi Jatim berada di Universitas Islam Malang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pusat Studi Jatim di Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (13/11.
Foto: Dok. Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pusat Studi Jatim di Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (13/11.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa meresmikan Pusat Studi Jatim di Universitas Islam Malang (Unisma), Jumat (13/11). Terobosan dari para akademisi Unisma ini diharapkan dapat mendorong pemikiran dan kajian strategis.

Menurut Khofifah, gagasan Pusat Studi Jatim bermula dari pemikiran mengenai pentingnya menumbuhkan kajian strategis. "Penelitian dan untuk memperkuat jati diri Jawa Timur sebagai the imagined community," kata Khofifah.

Pusat Studi juga dimaksudkan sebagai wadah pemikiran dan forum diskusi para ahli. Kemudian termasuk lembaga studi yang melakukan penelitian dan pemikiran strategis berfokus pada Jatim. Khofifah mendorong Pusat Studi Jatim dapat terhubung dengan sejumlah dinas dan lembaga yang menyediakan layanan informasi digital tentang perencanaan dan pembangunan di Jawa Timur.

Melalui Pusat Studi, para ilmuwan, cendikiawan, abdi negara dan pemerintah bisa saling tukar informasi terkini secara mendalam dan strategis jangka panjang. Sebab, kuatnya kajian strategis berpengaruh besar terhadap pengembangan jati diri provinsi. Setidaknya Jatim dapat menjadi provinsi strategis nantinya, baik di Indonesia maupun dunia.

Khofifah mengetahui jejaring intelektual Jawa Timur sangat kuat. Sebagian dari mereka merupakan orang-orang sukses di kampus bertaraf dunia dan profesional andal di perusahaan besar. Ia berharap, mereka mau membagi pengalaman dan informasi kepada Jatim sehingga dapat menanam intelektualitas dan pembelajaran baik lainnya.

Rektor Unisma, Profesor Masykuri menerangkan, saat ini kampusnya tengah menggalakkan sejumlah program inovatif. Unisma setidaknya akan memanfaatkan dana Rp 18 miliar selama 2020 sampai 2021 untuk mencapai target tersebut. Salah satunya dengan mendirikan Pusat Kajian Jatim di kampus.

Menurut Masykuri, pendirian Pusat Kajian Jatim merupakan keniscayaan. Pasalnya, selama ini kajian riset dan pengabdian masyarakat acap dilakukan di Jatim. Untuk itu, pihaknya ingin mendukung kebijakan strategis melalui riset, pengabdian masyarakat, FGD dan halaqah.

"Ini bisa kita sumbangsihkan untuk Jatim, karena kami adalah bagian dari Jatim. Mudah-mudahan Pusat Studi Jatim di Unisma akan memberikan arti penting bagi pembangunan di Jatim," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement