Jumat 13 Nov 2020 18:40 WIB

Air Bau Solar, Wali Kota Malang: Ada Unsur Kesengajaan 

Perumda Tugu Tirta menyatakan, proses penanganan air bau solar masih terus dilakukan.

Rep: Wilda Fizriyani / Red: Agus Yulianto
Wali Kota Malang, Sutiaji.
Foto: Republika/ Wilda Fizriyani
Wali Kota Malang, Sutiaji.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji bersama jajarannya melakukan sidak ke tandon air Wendit, Jumat (13/11). Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kondisi air yang berbau solar sejak Kamis (12/11).

Saat kunjungan tersebut, Sutiaji melihat langsung kondisi genset dan tandon air wendit III yang terkontaminasi solar. Menurut Sutiaji, saat ini, kondisi air sudah jernih meski masih berbau. 

"Tapi itu akan segera hilang," ujar Sutiaji dalam keterangan pers yang diterima Republika.

Sutiaji mengaku, telah meminta Dirut Perumda Tugu Tirta dan jajarannya untuk segera menindaklanjuti kasus air bau solar. Pihak tersebut perlu memastikan terlebih dulu petugas yang menjaga lokasi kejadian. Setelah itu, pihak kepolisian akan turun menyelidikinya lebih lanjut.

Dia mengatakan, kasus air bau solar bukan kelalaian, tapi masuk pada unsur kesengajaan. "Saya tegaskan ini bukan kelalaian, namun secara teknis ini bukan domain saya. Kita tunggu nanti dari kepolisian," kata Sutiaji.

Di kesempatan tersebut, Sutiaji juga memohon maaf kepada seluruh warga Kota Malang yang terganggu atas kasus air bau solar. Ia meminta, kepada pimpinan dari Perumda Tugu Tirta untuk selalu waspada. Masyarakat Kota Malang juga tidak usah khawatir karena sudah ada tindakan terjadi kasus tersebut.

Sementara itu, Direktur Umum (Dirut) Perumda Tugu Tirta, Nor Muhlas menyatakan, proses penanganan masih terus dilakukan. Lembaganya berusaha sesegera mungkin bisa mendistribusikan air jernih ke wilayah terdampak. Namun, masyarakat harus paham bahwa untuk proses mengalirkan air tidak seperti menyambungkan aliran listrik yang sekali sambung langsung nyala. 

"Kalau air, kemarin sudah ada yang tercemar maka hari ini petugas sudah melakukan flushing untuk menguras air-air yang mungkin masih tercemar di dalam pipa, agar dibuang semuanya. Sehingga, pada saat dialirkan air yang sudah normal ini tidak lagi terkontaminasi air yang sudah tercemar," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement