Jumat 13 Nov 2020 18:03 WIB

Resensi Buku: Robohnya Asuransi Kami

Buku ini sedikit banyak telah memotret perkembangan asuransi di Indonesia.

Robohnya Asuransi Kami
Foto: tangkapan layar
Robohnya Asuransi Kami

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ryutaro Siburian, pemerhati pemerintahan dan ekonomi politik

Awal tahun ini, Indonesia dikagetkan oleh kasus dugaan korupsi di dua perusahaan asuransi plat merah. Meskipun keduanya memiliki jenis asuransi yang berbeda, tetapi kedua kasus ini bermuara pada satu hal, yaitu kesalahan berinvestasi dan akibatnya negara merugi puluhan triliun rupiah.

Dinasionalisasikannya beberapa perusahaan asuransi usai Indonesia merdeka memang menunjukkan asuransi dipandang salah satu cabang produksi yang penting bagi masyarakat dan menguasai hajat hidup orang banyak. Buku Robohnya Asuransi Kami sedikit banyak telah memotret perkembangan asuransi di Indonesia.

Dikatakan sedikit karena buku ini terfokus pada perkembangan perusahaan asuransi AJB Bumiputera 1912 saja. Namun dalam aspek lain, perkembangan AJB Bumiputera 1912 yang dibahas dalam buku ini juga merupakan potret dunia asuransi yang ada di Tanah Air, khususnya tentang sengkarut di perusahaan plat merah.

Dengan 4 juta orang pemegang polis yang tersebar di seluruh Indonesia, Bumiputera memang menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional terbesar di Tanah Air. Namun, ternyata status perusahaan plat merah yang seharusnya memperkuat dan diperkuat pemerintah, yang ditambah dengan perusahaan besar bukan membuat Bumiputera tanpa masalah.

Pada 2010, Irvan Rahardjo menyebut Bumiputera sempat terancam harus berubah menjadi perseroan terbatas karena belum tercapainya rasio solvabilitas per November 2010 sebesar 84 persen atau di bawah ketentuan. Ancaman berikutnya adalah saat pembahasan RUU Usaha Perasuransian pada 2013.

Dalam draft RUU ini, pemerintah dan Komisi XI DPR justru mengusulkan untuk menghapus bentuk badan usaha asuransi mutual. Padahal, Bumiputera merupakan BUMN asuransi yang berbentuk mutual sejak awal didirikan.

Dalam tataran internal, buruknya tata kelola usaha mutual telah membuat Dirut Bumiputera Cholil Hasan mundur dari jabatannya.

Irwan Rahardjo sendiri merupakan seorang praktisi yang telah 41 tahun berjibaku di dunia asuransi.

Pengalaman tersebut termasuk menjadi Komisaris Independen di AJB Bumiputera pada 2012-2013. Ia juga merupakan pendiri Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (KUPASI). Saat ini, Irwan aktif di Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) sejak 2017.

Buku Robohnya Asuransi Kami sendiri memang cukup fenomenal karena membahas tentang BUMN asuransi yang menjadi salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia. Pengalaman Irwan yang sempat menjadi Komisaris Independen Bumiputera menjadi nilai tambah tersendiri karena ia jelas mengetahui “isi” dari perusahaan ini.

Namun, penulis merasa buku ini kurang mengupas kedalaman dan akar masalah dari buruknya pengelolaan Bumiputera. Buku ini juga tidak secara tegas menyebutkan bahwa apa kebobrokan Bumiputera disebabkan oleh sistem, atau ada tangan-tangan tak tampak yang berperan di dalamnya.

Buku: Robohnya Asuransi Kami

Penulis: Irvan Rahardjo, SE, MM

Penerbit: IPB Pers

Cetakan: Oktober 2020

Tebal: 314 halaman

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement