Jumat 13 Nov 2020 09:48 WIB

Pemilu 2020 Disebut Paling Aman Sepanjang Sejarah AS

Pemerintah Federal mengatakan tidak ada suara yang hilang atau dikorupsi di Pemilu AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Seseorang berdiri di bilik pemungutan suara sambil bersiap untuk memberikan surat suara di lokasi pemungutan suara di dalam Show Place Arena di Upper Marlboro, Maryland, AS, 02 November 2020. Warga Amerika berpartisipasi dalam pemungutan suara awal menjelang Hari Pemilu untuk memilih antara pemilihan ulang Donald J. Trump atau memilih Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat untuk melayani dari tahun 2021 hingga 2024.
Foto: EPA-EFE/MICHAEL REYNOLDS
Seseorang berdiri di bilik pemungutan suara sambil bersiap untuk memberikan surat suara di lokasi pemungutan suara di dalam Show Place Arena di Upper Marlboro, Maryland, AS, 02 November 2020. Warga Amerika berpartisipasi dalam pemungutan suara awal menjelang Hari Pemilu untuk memilih antara pemilihan ulang Donald J. Trump atau memilih Joe Biden sebagai Presiden ke-46 Amerika Serikat untuk melayani dari tahun 2021 hingga 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah federal dan negara bagian Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak ada bukti kecurangan dalam pemilihan umum 2020. Mereka mengatakan tidak ada suara yang hilang atau dikorupsi.

Badan pemerintah yang bertanggung jawab terhadap keamanan pemilu di seluruh AS menolak klaim Presiden Donald Trump dan kroni-kroninya di Partai Republik. Trump bersikeras presiden terpilih Joe Biden mencurangi pemilu.

Baca Juga

"Pemilihan 3 November menjadi yang paling aman sepanjang sejarah Amerika, tidak ada bukti ada sistem suara yang menghapus atau menghilangkan suara, mengganti suara atau dengan cara apa pun," kata Dewan Koordinasi Infrastruktur Pemilu AS (GCC) seperti dikutip Yahoo News, Jumat (13/11).

"Sementara kami tahu ada banyak klaim tak mendasar atau kesempatan untuk menyebar informasi palsu mengenai proses pemilu kami, kami dapat pastikan pada Anda, kami yakin dengan integritas dan keamanan pemilu kami, dan Anda juga harus yakin," kata GCC.

GCC adalah organisasi payung lembaga keamanan pemilu federal AS, Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA). Pernyataan tersebut ditandatangani Asosiasi Direktur Pemilihan Umum Negara Bagian Nasional dan Asosiasi Sekretaris Negara Bagian Nasional.

Dua asosiasi para pejabat pemerintah yang mengelola pemilu di tingkat negara bagian. Pernyataan itu juga ditandatangani Komisi Bantuan Pemilu AS. Pernyataan itu dirilis beberapa jam setelah Trump mencicit ulang klaim tanpa bukti yang menyatakan alat pemilu 'menghapus' 2,7 juta suaranya di seluruh nasional, mengubah ratusan ribu suara yang memilihnya di Pennsylvania dan negara bagian lain menjadi suara untuk Biden.

Salah satu dari serangkaian tuduhan tanpa bukti Trump dan Partai Republik untuk menyebar informasi palsu mengenai kemenangan Biden. Perusahaan Dominion Voting Systems dan Pennsylvania membantah klaim-klaim Trump.

Pernyataan dari lembaga-lembaga keamanan pemilu itu juga muncul setelah ada laporan yang mengatakan Trump dapat memecat kepala CISA, Chris Krebs. Sebab, Krebs menyangkal semua tuduhan tanpa dasar Trump.

Konspirasi teori mengenai pemilu dikorupsi telah membanjiri internet. Tim kampanye Trump juga telah mengajukan sejumlah gugatan ke berbagai negara bagian. Tapi sejauh ini tidak ada tuduhan yang berhasil dibuktikan di pengadilan.

Dalam pernyataannya, GCC mengatakan sebelum akhirnya memastikan hasil pemilu, saat ini petugas pemilu sedang 'meninjau dan memeriksa ulang' hasil di negara bagian dan daerah mereka.  

"Saat negara bagian sudah menutup pemilu, banyak yang akan menghitung ulang suara, semua negara bagian yang hampir menyelesaikan pemilihan presiden 2020 memiliki catatan untuk setiap suara, sehingga mereka dapat kembali dan menghitung setiap suara bila perlu," kata mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement