Kamis 12 Nov 2020 19:05 WIB

Panti Yatim Salurkan Program Ekonomi Produktif di Garut

Program itu untuk mengembangkan petanian kopi, kol dan seledri.

Panti Yatim menyalurkan bantuan program ekonomi produktif di Kampung Cihurip, Garut.
Foto: Dok Panti Yatim
Panti Yatim menyalurkan bantuan program ekonomi produktif di Kampung Cihurip, Garut.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Dalam rangka meningkatkan kesejahteraaan masyarakat serta menurunkan angka kemiskinan di Indonesia, Lembaga Amil Zakat Nasional Panti Yatim Indonesia (Laznas PYI) melalui Departemen Pemberdayaan,  menyalurkan bantuan program ekonomi produktif perkebunan dan pertanian. Kegiatan yang  bertemakan Yatim Menanam itu dilaksanakan di Kampung  Cihurip, Desa Padahawas, Kecamatan Pasir Wangi, Kabupaten Garut,  Jawa Barat  Selasa  (10/11). 

Menurut Manager Pemberdayaan PYI Yatim dan Zakat Tedi, bantuan ekonomi produktif merupakan salah satu dari program unggulan PYI Yatim dan Zakat.  Program itu bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat dengan memberikan bantuan penguatan modal usaha dan kegiatan usaha ekonomi produktif kepada para petani, yang sedang ataupun ingin memulai pertaniannya. 

”Bantuan kali ini diberikan kepada dua  orang petani di Kampung  Cihurip. Keduanya menanam tanaman yang berbeda. Ada yang bertani kopi dan kol, ada pula yang bertani seledri. Ketiga jenis tanaman itu nantinya dikembangbiakkan hingga 10.000 pohon.

“Adapun untuk pemanfaatan pertanian tersebut, hasil jualnya kami gunakan untuk biaya beasiswa pendidikan yatim ke jenjang yang lebih tinggi serta untuk memenuhi kebutuhan para petani yang bersangkutan,” kata Tedi dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan,  penyaluran bantuan ekonomi produktif ini juga dalam rangka upaya PYI Yatim dan Zakat untuk membantu pemerintah menyejahterakan masyarakat serta menurunkan angka kemiskinan.

“Bantuan pertanian ekonomi produktif selain dapat menyejahterakan masyarakat juga menurunkan angka kemiskinan. Sehingga,  diharapkan bantuan tersebut tidak membuat masyarakat berpangku tangan. Selain itu, hasilnya juga untuk  membantu biaya yatim yang putus sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.  Kami berharap semoga mereka menjadi penerus bangsa ini,” ujarnya.

Tedi menjelaskan bahwa luas lahan untuk penanaman kopi dan kol seluas 500 tumbak atau setara dengan 7.000 m2. Sedangkan  yang akan ditanami seledri seluas 600 tumbak atau  sekitar 8.400 m2 .

Rudi Guntara selaku petani seledri menjelaskan, biaya yang dibutuhkan untuk penanaman seledri seluas 600 tumbak adalah Rp  150 ribu/pohon. Ini merupakan  biaya keseluruhan proses pertanian seledri, baik dari perawatan, pupuk, dan kebutuhan lainnya. Target bulan November ini pihaknya akan menanam 5.000 pohon seledri dengan total biaya Rp  750 juta.

Ia menjelaskan,  panen seledri  itu dilakukan selama 160 hari atau lebih ini bagi seledri yang melalui proses persemaian atau pembibitan. Sedangkan yang tidak melakukan persemaian yaitu selama 90-125 hari.

Udi Saefullah, petani kopi dan kol, selaku penerima manfaat dan kepercayaan PYI Yatim dan Zakat menyampaikan, “Alhamdulillah, terima kasih kepada PYI yang telah memberikan kami kepercayaan atas pengolahan pertanian ini. Mudah-mudahan kepercayaan ini senantiasa terus berlanjut serta bisa terus meluas hingga seluruh pelosok negri yang diberikan kepercayaan atas program ini, aamiin.”

Tedi berharap, dengan adanya program ini, aka nada  lebih banyak lagi para dermawan yang memberikan kepercayaan hartanya kepada PYI. “Hal itu  guna menyejahterakan orang-orang yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement