Kamis 12 Nov 2020 16:53 WIB

ACT Solo Lakukan Psikososial di Titik Pengungsian Merapi

Kondisi di TPPS masih sangat membutuhkan tim menghilangkan stres para pengungsi.

Rep: binti sholikah/ Red: Hiru Muhammad
Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solo bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan pendampingan psikososial terhadap anak-anak lereng Merapi yang mengungsi di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele yang berada di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (11/11).
Foto: ACT Solo
Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solo bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan pendampingan psikososial terhadap anak-anak lereng Merapi yang mengungsi di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele yang berada di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (11/11).

REPUBLIKA.CO.ID BOYOLALI--Status Siaga III Gunung Merapi berdampak terhadap masyarakat yang tinggal di sekitar lereng gunung. Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Solo bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) melakukan asesmen di Tempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele yang berada di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Rabu (11/11).

TPPS Tlogolele menampung 133 orang pengungsi yang terdiri dari anak-anak, balita, difabel, ibu hamil, dan lansia. Selain melakukan asesmen di lokasi, tim ACT Solo bersama MRI juga memberikan psikososial kepada anak-anak yang mengungsi di TPPS Tlogolele. Banyaknya anak-anak yang mengungsi membutuhkan perhatian khusus.

Sekertaris Desa Tlogolele sekaligus koordinator TPPS Tlogolele, Neigen Achtah Nur Edy Saputra, menyampaikan kondisi di TPPS masih sangat membutuhkan tim menghilangkan stres para pengungsi.

"Di titik pengungsian ini ada 32 balita. Kalau untuk relawan, yang belum ada di sini adalah relawan yang mengajak anak-anak bermain dan belajar," ungkap Neigen seperti tertulis dalam siaran pers yang diterima Republika dari ACT Solo, Kamis (12/11).

Ada lima orang dari MRI yang kemudian memberikan psikososial untuk anak-anak di TPPS Tlogolele. Anak-anak bisa tersenyum dan tertawa. Bahkan anak-anak meminta untuk agar kakak relawan bisa kembali lagi esok untuk membersamai mereka bermain.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement