Kamis 12 Nov 2020 02:00 WIB

Pameran Dagang Diyakini Dongkrak Kinerja Ekspor RI

Buyer dari 109 negara mendaftar pada hari pertama pameran.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Satria K Yudha
Pekerja memantau bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/10/2020). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan RI pada September 2020 mengalami surplus 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 14,01 miliar dolar AS dan impor 11,57 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengalami surplus untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pekerja memantau bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (15/10/2020). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan RI pada September 2020 mengalami surplus 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 14,01 miliar dolar AS dan impor 11,57 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengalami surplus untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran dagang terbesar se-Asia Tenggara, Trade Expo Indonesia Virtual-Exibition (TEI-VE) 2020 telah resmi dibuka pada Selasa (10/11). Menteri Perdagangan Agus Suparmanto berharap kegiatan ini bisa meningkatkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19 melalui peningkatan kinerja ekspor. 

"Trade Expo Indonesia ke-35 Virtual Exhibition (TEI-VE) 2020 hadir membawa terobosan untuk menjembatani hubungan para eksportir Indonesia dengan mitra bisnisnya di seluruh dunia yang terbatas ruang geraknya secara fisik," kata Agus, Rabu (11/11).

Agus mengatakan, penyelenggaraan pameran dagang terbesar di Asia Tenggara tahun 2020 ini untuk pertama kalinya diselenggarakan secara virtual menggunakan teknologi IT terkini. Hal ini sebagai upaya Kementerian Perdagangan dalam mentransformasi sistem pelaksanaan pameran dagang yang semula dilakukan secara tatap muka sesuai dengan implementasi kebijakan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah di masa tatanan normal baru.

Tema yang diangkat pada TEI-VE 2020 adalah “Sustainable Trade in the Digital Era”. Tema ini diangkat untuk mendorong keberlanjutan dan peningkatan promosi produk buatan dalam negeri ke pasar global, mengembangkan jejaring bisnis dan investasi serta menyajikan produk-produk unggulan dan terbaik Indonesia.

"Kami optimistis dengan kelebihan pada sistem virtual, penyelenggaraan TEI tahun ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan ekspor, walaupun dengan capaian yang akan sulit untuk menyamai hasil penyelenggaraan TEI tahun 2019 lalu yang berhasil mencatatkan transaksi 10,96 miliar dolar AS." ujar dia.

Menurut Agus, TEI-VE mendapat antusiasme yang sangat tinggi dari para eksportir yang dibuktikan dari jumlah pejuang ekspor yang mendaftar mencapai 690 pelaku usaha dari target semula sebanyak 300 pelaku usaha. Selain itu, pada hari pertama pembukaan sudah ada 3.870 buyer terdaftar dari 109 negara. 

Ia menegaskan, penyelenggaraan TEI tahun ini tidak menggunakan dana APBN sebagaimana pelaksanaan pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, ia memberikan apresiasi kepada PT Debindo selaku co-organizer dan kepada para sponsor. 

Terkait peningkatan kinerja perdagangan, Agus menyebut Indonesia pada 15 November mendatang akan menandatangani free trade agreement (FTA), yakni Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang dinilainya penting bagi perdagangan RI.

“Perjanjian ini penting dan amat berpeluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekspor Indonesia dengan negara-negara ASEAN serta China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru,” kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement