Kamis 12 Nov 2020 06:55 WIB

Putri Tanjung: UMKM Masih Bisa Bertahan di Masa Pandemi

UMKM Bisa bertahan karena terhubung dengan sistem digital.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andi Nur Aminah
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan motor penggerak perekonomian di Indonesia. Namun, pandemi membuat UMKM semakin terpuruk dan berimbas pada perekonomian yang semakin melambat. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk mendorong UMKM agar selalu berinovasi dan adaptif menggunakan platform digital dengan tujuan menjadi pemenang di masa pendemi Covid-19.
Foto: istimewa
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan motor penggerak perekonomian di Indonesia. Namun, pandemi membuat UMKM semakin terpuruk dan berimbas pada perekonomian yang semakin melambat. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban bersama untuk mendorong UMKM agar selalu berinovasi dan adaptif menggunakan platform digital dengan tujuan menjadi pemenang di masa pendemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggagas Pahlawan Digital UMKM, Putri Tanjung mengatakan, di masa pandemi Covid-19 yang serba sulit ini, UMKM masih banyak yang bisa bertahan. Bahkan, cenderung bisa meningkat dalam nilai penjualannya. “Itu karena terhubung dengan sistem digital,” kata dia dalam webinar, Rabu (11/11).

Namun demikian, dia tak menampik, UMKM yang terhubung secara digital masih terbatas jumlahnya. Baru 10 juta hingga 11 juta UMKM di seluruh Indonesia. Dia mengatakan, masih ada harapan ke depannya, mengingat di saat yang sama ada banyak anak muda yang bermunculan dengan inovasi untuk membantu UMKM go digital.

Baca Juga

Hal serupa juga ditegaskan oleh Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari. Namun menurut dia, sekitar 45 persen pelaku UMKM saat masa pandemi ini hanya mampu bertahan sekitar tiga bulan.

Mengutip data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, kata dia, 88 persen usaha mikro kehabisan kas atau tabungan. Dan lebih dari 60 persen usaha mikro kecil sudah mengurangi tenaga kerjanya. “Oleh karena itu, sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi dengan literasi keuangan," ujar Fiki.

Dalam mengembangkan pelaku UMKM yang disebutnya ‘pahlawan lokal’ itu, harus memiliki beberapa syarat. Di antaranya adalah sebagai pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha Mikro dan Kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun pasar ekspor. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15 persen,” tambah Fiki Satari.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement