Rabu 11 Nov 2020 18:12 WIB

Tiga Anak Telantar Alami Kekerasan Fisik Bila tak Mencuri

Tiga anak telantar kini ditangani petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Barat.

Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak. Tiga anak terlantar yang ditemukan di kolong jembatan Pasar Pagi Tambora Jakarta Barat mengaku mengalami kekerasan fisik bila tidak mencuri oleh koordinatornya.
Foto: pixabay
Ilustrasi Kekerasan Terhadap Anak. Tiga anak terlantar yang ditemukan di kolong jembatan Pasar Pagi Tambora Jakarta Barat mengaku mengalami kekerasan fisik bila tidak mencuri oleh koordinatornya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga anak terlantar yang ditemukan di kolong jembatan Pasar Pagi Tambora Jakarta Barat mengaku mengalami kekerasan fisik bila tidak mencuri oleh koordinatornya. “Kekerasan fisik dari yang menyuruh menurut pengakuan memang ada,” ujar petugas Pelayanan, Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Amelia Saputri di Jakarta, Rabu (11/11).

Tiga bocah yang ditangani petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Barat, yakni anak laki-laki berinisial RR (10 tahun), dan adik laki-lakinya RM (9), serta anak perempuan berinisial N (5). RR yang kini diamankan di GOR Cengkareng, Jakarta Barat, mengaku dipaksa mencuri oleh dua orang pemuda yang menjadi koordinatornya.

Baca Juga

Namun, karena aksinya gagal sehingga mendapat kekerasan fisik. “Pernah disuruh nyolong motor mainan, ketahuan CCTV, kalau enggak mau maling ditinggalin, terus digebukin. Pernah digebukin di tempat gelap,” ujar RR di Jakarta, Rabu.

Tak hanya itu, RR juga dipotong rambutnya jika tidak mengindahkan suruhan dari dua pemuda jalanan dengan tato bintang di pelipisnya.

 

Hal tersebut juga tampak dari anak perempuan berinisial N, saat ditemui di GOR Cengkareng, tampak potongan rambut tidak rata, bahkan cenderung hampir botak di beberapa tempat.

“Rambutnya dipotong sama yang punya tato tadi (pemuda jalanan),” kata dia.

Tubuh RR pun penuh luka melepuh dj tangan dan kaki akibat sundutan rokok. Sementara dahi N terdapat luka mengering dari tusukan benda tajam.

Menurut keterangan yang dihimpun ANTARA, hampir sebulan lamanya ketiga anak terlantar tersebut mengikuti dua pemuda tersebut untuk hidup. Mereka kerap dipaksa mabuk, memakai sabu, namun mereka menolak.

“Saya disuruh mabuk, disuruh nyabu (memakai sabu). Aku enggak mau nyabu, aku mau sekolah,” ujar RM.

Tiga anak diduga menjadi korban eksploitasi jalanan, saat ditemukan menangis di bawah kolong jembatan Pasar Pagi, Tambora, Jakarta Barat, Senin (9/11) pagi. “Ketiga anak kecil tersebut mengaku disuruh 'ngelem' (menghirup lem), merokok dan minum-minuman keras, mengemis dan mencuri oleh anak remaja,” ujar Koordinator Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Sudinsos, Jakarta Barat, Amirullah, di Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, mereka ditemukan oleh anggota petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU) Kelurahan Roa Malaka, saat bersih-bersih kawasan tersebut, kemudian diamankan dan dibawa petugas Dinas Sosial ke Gedung Olah Raga (GOR) Cengkareng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement