Rabu 11 Nov 2020 15:10 WIB

Jokowi Sebut Perekonomian Nasional Kembali Bangkit

Ekonomi kuartal III sudah mengalami peningkatan, tumbuh 1,83 persen dari kuartal II.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung memilih ragam jenis busana muslim pada gelaran Indonesia Hijab Fest 2020 di Trans Studio Mall, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Ahad (8/11). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, perekonomian nasional kini mulai pulih dan tumbuh bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19 selama delapan bulan terakhir ini.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Pengunjung memilih ragam jenis busana muslim pada gelaran Indonesia Hijab Fest 2020 di Trans Studio Mall, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Ahad (8/11). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, perekonomian nasional kini mulai pulih dan tumbuh bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19 selama delapan bulan terakhir ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, perekonomian nasional kini mulai pulih dan tumbuh bangkit setelah terdampak pandemi Covid-19 selama delapan bulan terakhir ini. Pandemi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua menjadi minus 5,32 persen.

Namun, di kuartal tiga ini, pertumbuhan ekonomi semakin membaik meskipun masih tumbuh minus 3,49 persen. “Perekonomian kita sudah mulai ke arah pulih dan bangkit. Pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal ke tiga tumbuh minus 3,49 persen year on year artinya sudah mengalami peningkatan, pertumbuhan ekonomi 1,83 persen di kuartal ketiga dibandingkan kuartal yang kedua,” ujar Jokowi saat memberikan sambutannya dalam HUT Partai Nasdem melalui virtual, Rabu (11/11).

Selain itu, pandemi ini juga menyebabkan pengangguran semakin meningkat menjadi 6,9 juta dan menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan. Jokowi mengatakan, berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini membutuhkan kerja keras yang ekstra dari biasanya.

Meskipun kondisi perekonomian kini sudah mulai membaik, ia mengingatkan agar pemerintah dan seluruh pihak lainnya tak berpuas diri. Sebab, pekerjaan rumah lainnya masih harus diselesaikan seperti membuka lapangan kerja, meningkatkan UMKM agar mampu bersaing di pasar global, dll.

Jokowi mengatakan, Indonesia pun telah mendapatkan fasilitas GSP dari Amerika Serikat. Fasilitas berupa keringanan biaya masuk barang Indonesia ke Amerika inipun dimintanya agar dimanfaatkan dengan baik. Sehingga produk-produk dalam negeri dapat lebih bersaing dengan produk dari luar negeri.

“Bahkan maknanya lebih dari itu, bahwa kita semakin memperoleh kepercayaan besar dari masyarakat internasional,” tambahnya.

Kepercayaan masyarakat internasional terhadap Indonesia serta kemunduran negara akibat pandemi Covid harus dijadikan sebagai momentum untuk mengejar ketertinggalan. Salah satunya yakni dengan diterbitkannya UU Cipta Kerja.

Menurut dia, UU Cipta Kerja akan mampu memberdayakan UMKM secara maksimal, menciptakan peluang kerja yang lebih besar, mempercepat industrialisasi dalam negeri, serta memperkuat sektor strategis terutama pangan, kesehatan, dan energi.

Jokowi menyebut, setiap perubahan dan restorasi secara besar-besaran seringkali justru menimbulkan kesalahpahaman, terlebih jika tidak dikomunikasikan dengan baik.

“Tetapi kita harus juga maklum bahwa persaingan membutuhkan kecepatan. Momentum yang sempit dalam persaingan global harus direspons dengan cepat,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement