Rabu 11 Nov 2020 13:32 WIB

Survei Penjualan Eceran September Lanjutkan Tren Perbaikan

Indeks penjualan riil September membaik dibandingkan Agustus yang minus 9,2 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Warga berbelanja di pasar penjualan barang bekas, kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Ahad (25/10). Bank Indonesia menyampaikan penjualan eceran pada September 2020 melanjutkan tren perbaikan yang terjadi sejak Juni 2020.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Warga berbelanja di pasar penjualan barang bekas, kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Ahad (25/10). Bank Indonesia menyampaikan penjualan eceran pada September 2020 melanjutkan tren perbaikan yang terjadi sejak Juni 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia menyampaikan penjualan eceran pada September 2020 melanjutkan tren perbaikan yang terjadi sejak Juni 2020. Pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) September 2020 tercatat sebesar minus 8,7 persen (yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menyampaikan nilai tersebut membaik dibandingkan pertumbuhan IPR pada Agustus sebesar minus 9,2 persen (yoy). Perbaikan penjualan eceran terjadi pada sebagian besar kelompok komoditas yang dipantau.

Baca Juga

"Perbaikan pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang tercatat tumbuh positif dalam dua bulan terakhir, serta perbaikan pada sub Kelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," katanya dalam keterangan pers, Kamis (11/11).

Perbaikan penjualan eceran diprakirakan sedikit tertahan pada Oktober 2020 dengan tumbuh sebesar minus 10,0 persen (yoy). Sejumlah komoditas, seperti Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dan Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, diprakirakan mengalami penurunan penjualan.

Sementara itu, beberapa komoditas diprakirakan mengalami perbaikan kinerja penjualan, antara lain Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Oktober 2020 diprakirakan tumbuh 0,1 persen (mtm), sejalan perayaan hari besar keagamaan nasional (HBKN) dan libur panjang pada akhir bulan.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada enam bulan mendatang (Desember 2020) diprakirakan meningkat, sedangkan pada enam bulan mendatang (Maret 2021) menurun. Indikasi peningkatan harga pada Desember 2020 tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 142,5, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH bulan sebelumnya sebesar 132,5.

Hal tersebut didorong oleh peningkatan permintaan saat HBKN dan libur akhir tahun. Sementara itu, IEH 6 bulan yang akan datang sebesar 160,0, lebih rendah dibandingkan dengan 166,9 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan lancarnya distribusi barang dan pasokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement