Rabu 11 Nov 2020 10:56 WIB

Para Pemimpin Eropa Bahas Strategi Atasi Ekstremis

Pemimpin Eropa membahas strategi atasi ancaman terorisme setelah serangan ekstrimis.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
 Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA
Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Para pemimpin Prancis, Austria, Jerman, dan Uni Eropa (UE) bertemu pada Selasa (10/11) untuk membahas tanggapan Eropa terhadap ancaman terorisme setelah serangan ekstremis mematikan baru-baru ini. Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Austria Sebastian Kurz bertemu di Paris setelah kedua negara mereka kehilangan nyawa penduduknya karena penyerang ekstremis dalam beberapa pekan terakhir.

Kemudian kedua pemimpin akan mengadakan konferensi video dengan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel untuk membahas strategi anti-terorisme kolektif. Pertemuan itu terjadi sepekan setelah seorang pria yang menurut para pejabat telah mencoba bergabung dengan kelompok ekstremis ISIS dan menembak empat orang hingga tewas di Wina. Penembakan itu telah memperkuat seruan di Austria untuk menindak ekstremisme.

Dikutip Al Arabiya, Rabu (11/11), pada Senin, Kurz menyerukan upaya terkoordinasi di seluruh Eropa untuk tindakan termasuk menangani politik Islam, menangani ancaman pejuang yang kembali dari zona konflik, dan perlindungan yang tepat dari perbatasan eksternal UE.

Di Prancis bulan lalu, seorang ekstremis membunuh tiga orang di sebuah gereja di kota Nice, Prancis. Sementara seorang lagi memenggal kepala seorang guru di dekat Paris karena dia telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada siswanya untuk diskusi tentang kebebasan berekspresi.

Sebagai akibat dari serangan tersebut, Macron pekan lalu mengusulkan kontrol yang lebih ketat di perbatasan eksternal UE, pengawasan yang lebih terkoordinasi di dalam zona bebas perbatasan blok tersebut, dan perubahan pada kebijakan migrasi UE.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement