Selasa 10 Nov 2020 23:37 WIB

Wanita Non-Muslim Ini Ditantang Berjilbab, Apa Kesan Mereka?

Para wanita non-Muslim menyampaikan kesan mereka usai berjilbab

Para wanita non-Muslim menyampaikan kesan mereka usai berjilbab. Ilustrasi Muslim berhijab
Foto: wordpress.com
Para wanita non-Muslim menyampaikan kesan mereka usai berjilbab. Ilustrasi Muslim berhijab

IHRAM.CO.ID, Apa jadinya jika para wanita non-Muslim  ditantang mengenakan jilbab atau hijab yang selama ini mereka takuti? 

Sejumlah wanita non-Muslim pun mengutarakan kesan mereka usai mengenakan hijab. Berikut ini sejumlah pernyataan wanita non-Muslim  sebagaimana dirangkum ihram.co.id, mengutip Harian Republika, yang tayang pada 2013 lalu: 

Baca Juga

Jess Rhodes 

Dia merasakan pengalaman pertamanya berjilbab. Ia menyambar kesempatan dari teman Muslimahnya untuk mengenakannya. Ini bak gayung bersambut. Meski  non-Muslim, sudah lama ia berharap bisa memakai busana itu. ‘’Karena tak mahir, saya memakai jilbab sepotong, tinggal menariknya melalui kepala,’’ katanya seperti dikutip BBC.  

 

Mahasiswi dari Norwich, Inggris, tersebut mengatakan, tak perlu dulu menjadi Muslimah. Namun jelas, jilbab berhubungan dengan ajaran Islam. Bagi Rhodes, jilbab merupakan persoalan kesantunan berpakaian. Ia bagian dari ratusan non-Muslim pada 1 Februari 2013 yang berpartisipasi dalam Hari Hijab Dunia. Ini perayaan tahunan. 

Rhodes kembali menggunakan tekniknya dalam memakai jilbab yang sebelumnya pernah ia lakukan. Hari Hijab Dunia diinisiasi Muslimah New York, AS Nazma Khan. Ia memperkenalkan gerakannya melalui media jejaring sosial. Tak heran bila jangkauannya seantero dunia. Gerakan ini menarik minat, baik Muslim maupun non-Muslim, pada lebih 50 negara.  

"Orang tua saya bereaksi dengan bertanya apakah itu ide yang baik,’’ kata Rhodes. Ia tak mengatakan kapan itu terjadi. Hal yang jelas, ia memutuskan berjilbab selama sebulan. Ia mengungkapkan, orang tuanya sempat khawatir dan perasaan itu ia alami pula. Sebab, bisa jadi di jalan ia diserang oleh mereka yang tak toleran.

Namun, setelah delapan hari menggunakan jilbab, ia dirasuki keterkejutan. Ada hal positif yang ia peroleh. ‘’Saya tak dapat menjelaskannya. Tapi, orang-orang sangat membantu saya, terutama ketika di toko,’’ ungkap Rhodes. 

Esther Dale

Penganut Mormon dari Kalifornia itu, juga mencoba berjilbab. Ia tahu stigma terhadap hijabi. Menurut Dale, ini kesempatan baginya membantu menghapusnya. Ia menyatakan, ini tentang perilaku yang santun bukan sekadar sepotong pakaian. “Jadi, jelas salah asumsi yang mengatakan perempuan memakainya kalau dipaksa,’’ katanya menegaskan.  

Emily Chadwick 

“Saya tercerahkan melalui pengalaman. Saya senang melakukannya,” kata seorang mahasiswi non-Muslim, Emily Chadwick. 

Menurut Chadwick, ia gembira dapat menikmati pengalaman budaya lain. Di Amerika Serikat, pada 2013 itu, tawaran mahasiswi Muslim di Eastern Michigan University, Amerika Serikat (AS), mendapat sambutan. Rekan mereka yang non-Muslim bersedia mencoba sehari mengenakan jilbab. Merasakan pengalaman bagaimana mengenakan busana Muslimah itu.  

Mariah Brito 

Ia mengatakan, ada populasi Muslim besar di Michigan. “Tak ada orang yang merasa aneh melihatku mengenakan jilbab,” jelas Brito. 

Ada sejumlah teman yang kurang akrab melihatnya dengan wajah kurang bersahabat. Namun, kata Brito, saat mereka tahu apa yang ia lakukan, akhirnya mereka paham mengapa ia mengenakan jilbab di kampus.      

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement