Selasa 10 Nov 2020 20:06 WIB

Donatur Sharing Happiness Rumah Zakat Naik Hingga 280 Ribu 

Khusus untuk bantuan Covid-19, ada satu proyek kebahagiaan hingga Rp 1,5 miliar lebih

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Platform crowdfunding Sharing Happiness, spin off dari Rumah Zakat.
Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Platform crowdfunding Sharing Happiness, spin off dari Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Platform crowdfunding yang dibuat oleh Rumah Zakat, Sharing Happiness mencatat peningkatan donatur selama pandemi Covid-19 hingga 280 ribu orang. Peningkatan jumlah donatur menjadi angin segar bagi masyarakat berdampak pandemi mendapatkan bantuan.

Menurut Direktur Utama Sharing Happiness, Hamzah Fadri Ulhaq, sejak Januari hingga September 2020, donasi yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp 89 miliar. Angka itu, mencakup hingga 7.970 proyek donasi bagi masyarakat Indonesia.

"Khusus untuk bantuan Covid-19, ada satu proyek kebahagiaan hingga Rp 1,5 miliar lebih. Ada juga donasi untuk proyek kebahagiaan Palestina mencapai Rp 1,8 miliar. Ini menunjukkan makin banyak masyarakat kita yang mau berbagi kepada sesama," ujar Hamzah pada launching Sharing Happiness, di Bandung, Selasa (10/11).

Menurutnya, secara jumlah donatur dan nilai sumbangan tercatat mengalami kenaikan secara berkala. Pada 2016, pihaknya mencatat angka donasi Rp 6,5 miliar dadi 7.000 donatur. Jumlah tersebut untuk membantu sekitar 85 proyek atau bantuan. 

Kemudian, kata dia, kembali bertambah pada 2018 menjadi 68.867 teman berbagi atau donatur dengan Rp 43 miliar sumbangan untuk 1.083 proyek. 

Hamzah berharap, launching brand baru dengan konsep mandiri dari Rumah Zakat, bisa meningkatkan minat masyarakat untuk membantu sesama.

"Ke depan, kami bisa kolaborasi dengan berbagai lembaga sosial, mengelola zakat, komunitas, dan lainnya. Target teman berbagi juga akan lebih luas menyasar kalangan milenial," katanya.

Sharing Happiness, kata dia, akan mendidik banyak kelompok masyarakat bawah. Mereka perlu mendapat bantuan baik ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan banyak permasalahan sosial di pinggir jalan lainnya yang perlu dibantu. 

Sementara menurut CEO Rumah Zakat Nur Effendy, selama pandemi banyak perubahan yang terjadi terhadap masyarakat. Salah satunya yaitu makin banyak masyarakat yang mau berbagi. Mereka menggunakan platform online untuk menyalurkan dananya. 

"Secara potensi, zakat dan infak ini sangat besar. Di dunia mencapai Rp 8.000 triliun, sementara di Indonesia mencapai Rp 212 triliun. Ini potensi yang harus dimanfaatkan agar bisa lebih banyak tersalurkan kepada mereka yang membutuhkan," paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement