Selasa 10 Nov 2020 15:54 WIB

Donald Trump Didorong Maju Kembali di Pilpres AS 2024

Joe Biden diproyeksikan menggantikan Trump sebagai orang pertama di Gedung Putih

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Presiden Donald Trump berbicara di Gedung Putih, Kamis, 5 November 2020, di Washington.
Foto: AP/Evan Vucci
Presiden Donald Trump berbicara di Gedung Putih, Kamis, 5 November 2020, di Washington.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik Lindsey Graham mengatakan akan mendorong Donald Trump untuk mencalonkan diri kembali sebagai capres pada 2024. Menurutnya, Trump harus menjaga arus populis. 

"Saya akan mendorong Presiden Trump jika, setelah semua ini, dia gagal," kata Graham saat diwawancara Radio Fox News pada Senin (9/11). Pernyataannya tersebut mengacu pada gugatan hukum yang tengah dilayangkan Trump terkait kecurangan pilpres berupa penipuan surat suara di beberapa negara bagian.

Baca Juga

Graham mengatakan dia tidak bisa membiarkan gerakan dukungan mati. "Mempertimbangkan untuk berjalan lagi, untuk membuat organisasi, platform selama empat tahun ke depan. Untuk menjaga gerakan ini tetap hidup, menumbuhkan representasi (Partai) Republik di komunitas minoritas," ujarnya. 

Graham pun memuji Trump. Menurut dia, selama masa jabatan pertamanya, Trump telah memunculkan "gelombang merah" yang membuat Partai Republik memenangkan kursi legislatif negara bagian dan posisi resmi lainnya dari Demokrat. Graham diketahui terpilih kembali sebagai senat untuk South Carolina. 

Capres dari Partai Demokrat Joe Biden dipastikan akan menggantikan Trump sebagai orang pertama di Gedung Putih. Biden berhasil menang telak dalam Pilpres dengan memperoleh 290 suara elektoral, sementara Trump hanya mendapatkan 214. Kandidat capres dianggap memenangkan Pilpres jika berhasil mengumpulkan 270 suara elektoral dari 50 negara bagian. 

Tak hanya suara elektoral, Biden pun unggul dalam perolehan suara populer. Dia berhasil menghimpun 76.343.332 suara (50,8 persen). Sementara Trump 71.444.567 suara (47,5 persen). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement