Selasa 10 Nov 2020 13:41 WIB

Brasil Tangguhkan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Sinovac China

Penangguhan uji vaksin Sinovac dikaitkan dengan kematian salah satu relawan.

Otoritas kesehatan Brazil menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan uji klinis vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan perusahaan China, Sinovac (Foto: ilustrasi)
Foto: EPA/Bagus Indahono
Otoritas kesehatan Brazil menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan uji klinis vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan perusahaan China, Sinovac (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAOLO -- Otoritas kesehatan Brasil menyatakan bahwa pihaknya menangguhkan uji klinis vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan perusahaan China, Sinovac. Penangguhan dilakukan setelah menemukan efek merugikan yang parah dari vaksin pada 29 Oktober lalu.

Butantan, lembaga penelitian medis di Sao Paulo yang menjalankan uji klinis vaksin Sinovac menyebutkan, pihaknya terkejut dengan keputusan penangguhan ini. Kepala Butantan, Dimas Covas, mengatakan bahwa keputusan tersebut terkait dengan satu kasus kematian. Namun, ia merasa janggal dengan pengumuman yang diberikan pemerintah Brasil.

Baca Juga

"Karena kematian itu tidak berhubungan dengan vaksin, mengingat saat ini terdapat lebih dari 100.000 relawan, kasus kematian bisa saja terjadi, dan satu kasus kematian itu tidak mempunyai kaitan dengan vaksin, ini bukanlah saatnya menginterupsi uji klinis," kata Covas kepada TV Cultura, mengutip reuters, Selasa (10/11).

Sementara Anvisa, otoritas kesehatan di Brasil, tidak memberikan keterangan lebih rinci mengenai kasus kematian yang disebutkan. Anvisa juga tidak menjelaskan terkait kabar pada akhir Oktober lalu tetapi baru disampaikan sekarang.

Sinovac sendiri belum memberikan komentar atas hal ini. Sementara, tidak ada negara lain yang mengumumkan penangguhan di tengah uji coba vaksin Sinovac, termasuk Indonesia dan Turki.

Vaksin Sinovac adalah satu dari tiga vaksin utama untuk Covid-19 yang dikembangkan China. Hingga saat ini, vaksin Sinovac telah diuji coba kepada ratusan ribu relawan di bawah program penggunaan darurat. Pejabat kesehatan China, pada 20 Oktober menyebutkan bahwa tidak ditemukan efek samping berarti sepanjang uji klinis yang dijalankan.

sumber : Reuters/Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement