Senin 09 Nov 2020 17:01 WIB

Indonesia Selenggarakan INA-LAC Business Forum

Karena tak ada yang bisa menghadapi pandemi sendiri, kolaborasi amat diperlukan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Indonesia mendorong penguatan hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia dalam forum INA-LAC.
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Indonesia mendorong penguatan hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia dalam forum INA-LAC.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi membuka penyelenggaraan Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Forum 2020 secara virtual pada Senin (9/11). Retno mengatakan Indonesia mendorong penguatan hubungan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia dalam kegiatan forum yang sudah kedua kalinya dilaksanakan ini.

"Belajar dari kesuksesan tahun lalu, forum ini saya yakini dapat menjadi katalis dalam memperkuat kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Karibia," ujar Retno dalam pembukaan forum INA-LAC secara virtual.

Baca Juga

Mengenai kerja sama Indonesia dengan Amerika Latin dan Karibia, Retno mendorong kedua kawasan menetapkan visi bersama. Kerja sama yang terjalin saat ini dinilai belum merefleksikan potensi penuh kedua kawasan.

Nilai kerja sama dari Indonesia ke Amerika Latin dan Karibia hanya berkisar dua persen dari total perdagangan Indonesia dengan seluruh mitranya. Sementara untuk Amerika Latin dan Karibia, nilai kerja sama dengan Indonesia hanya 0,34 persen dari total angka perdagangannya dengan seluruh mitra mereka.

"Itu berarti, kita harus beradaptasi terhadap pendekatan baru dan menciptakan terobosan," ucap Retno. 

Retno mengatakan, Indonesia dan negara-negara Amerika Latin dan Karibia terus memperkokoh kerja sama, terlebih pada masa pandemi Covid-19 yang kini tengah mendiami dunia. Meski menjelang akhir 2020, pandemi Covid-19 belum reda, maka kerja sama antar negara harus diperkuat.

Pandemi sejak awalnya telah berimbas ke semua negara di dunia tanpa terkecuali. Retno menegaskan, tidak ada satu pun negara di dunia yang dapat menghadapi sendiri pandemi ini.

"Oleh karenanya, kita harus menguatkan paradigma kolaborasi dan kerja sama," ujar Retno.

Dalam tantangan di masa pandemi ini, sambun Retno masyarakat dunia tidak memiliki pilihan selain kerja sama dan membangun kepercayaan untuk multilateralisme.

"Kita juga harus pulih bersama dalam situasi ini, dunia butuh harapan baru dan optimisme," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement