Senin 09 Nov 2020 15:50 WIB

Tiga Daerah Masuk Zona Merah Covid 19 di Jabar

Sehari kemarin angka kasus baru cukup tinggi mencapai 465 orang di Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tiga daerah di Jawa Barat kembali masuk dalam zona merah penyebaran COVID-19. Ketiga daerah itu adalah Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Karawang. Sebelumnya pekan kemarin hanya satu daerah yaitu Kota Bekasi saja yang berada d zona merah.

Menurut, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jabar Setiawan Wangsaatmaja, selama ini pemerintah provinsi dan setiap daerah sudah berupaya meminimalisasi penyebaran kasus COVID-19, tapi upaya ini memang masih sulit karena risiko di tiga daerah tersebut ternyata tinggi.

Baca Juga

"Namun demikian kita juga coba meningkatkan daerah yang awalnya risiko sedang sekarang menjadi rendah. Itu ada tujuh kabupaten/kota yang saat ini masuk kategori rendah," ujar Setiawan dalam konferensi pers di Gedung Sate, Senin (8/11).

Setiawan mengatakan, angka kasus baru di Jabar sudah berkurang mencapai 0,88 secara rata-rata sepekan ke belakang. Meskipun sehari kemarin angka kasus baru cukup tinggi mencapai 465 orang.

"Jadi berita baiknya ini bahwa RT (angka kasus) kita menurun walaupun yang positif ini memang agak bertambah," katanya.

Tingkat kesembuhan pasien di Jabar angkanya sekarang menjadi 73 persen. Berdasarkan data Pikobar.jabar.go,id dari 40.093 kasus yang ada di Jabar total kesembuhannya mencapai 29.266 orang.

"Walaupun ini masih di bawah rata-rata nasional, tetapi kami saat ini tengah melakukan konfirmasi terhadap data-data," katanya.

Pendataan ini, kata dia, akan diperinci karena angka kesembuhan di Jabar lebih dari sekarang. Itu, berdasarkan data yang dihimpun secara internal.

Menurutnya, untuk okupansi rate atau tingkat keberadaan tempat tidur untuk pasien COVID-19 sekarang berada di angka 57,38 persen. Angka ini naik dua persen dibandingkan pekan kemarin.

"Jadi kita kemarin di minggu yang lalu sepertinya sudah bisa menekan di angka 55 persen. Tapi di minggu ini kita meningkat dua persen, dan positifity ratenya kita masih tinggi itu masih di atas 10 persen, yang mana rekomendasi dari WHO terlebih ada di angka lima persen," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement