Senin 09 Nov 2020 14:51 WIB

Petani Bombana Keluhkan Harga Gabah Rp 350 Ribu per Kuintal

Rendahnya harga gabah merugikan petani terlebih di masa pandemi seperti sekarang.

Buruh tani membersihkan gabah saat panen (ilustrasi). Sejumlah petani di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluh dan kecewa harga gabah panen turun.
Foto: Antara/Candra Yanuarsyah
Buruh tani membersihkan gabah saat panen (ilustrasi). Sejumlah petani di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluh dan kecewa harga gabah panen turun.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Sejumlah petani di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengeluh dan kecewa harga gabah panen turun menjadi antara Rp 350 ribu hingga Rp 360 ribu per kuintal. Padahal saat panen pertama pada September lalu, pedagang masih membeli dengan harga Rp 390 ribu hingga Rp 400 ribu per kuintal.

Petani di Kelurahan Lameroro, Kecamatan Rumbia Kabupaten Bombana, Anton mengatakan, turunnya harga gabah hingga Rp 3.500 per kilogram itu membuat petani rugi. Apalagi saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan kami untuk berusaha selain bertani padi," ujar Anton, Senin (9/11).

Baca Juga

Anton berharap Bulog segera turun tangan ke petani untuk menstabilkan harga gabah sesuai Harga Pembelian Pemerintah. Ia menyayangkan rendahnya harga ini tidak sebanding dengan hasil panen yang menurutnya bagus. Dia mencontohkan lahan panen seluas 5.000 meter persegi miliknya hanya mampu menghasilkan gabah sekitar 3,2 ton.

Petani lainnya, Yusuf juga merasakan panen tahun ini benar-benar rugi bila dibanding dengan panen tahun sebelumnya. Karena selain harga gabah tahun lalu mencapai Rp 4.000 per kilogram, para petani juga masih bisa berusaha dalam kegiatan lain seperti mengojek sebagai tambahan penghasilan.

Rendahnya harga gabah kering yang saat ini hanya berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 3.600 per kilogram dari harga sebelumnya bisa mencapai Rp 4.000 per kilogram. Pihak terkait diharapkan bisa segera turun tangan untuk segera menstabilkan harga.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement