Senin 09 Nov 2020 12:35 WIB

Cara Allah Menghapus Dosa Hamba-Nya Melalui Penyakit

Jatuh sakit adalah penawar dari perbuatan dosa yang telah dilakukan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Petugas kesehatan mendorong pasien
Foto: ANTARA/Olha Mulalinda
Petugas kesehatan mendorong pasien

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berkat mereka yang jatuh sakit adalah penawar dari perbuatan dosa yang telah dilakukan. Hampir tidak ada yang bisa menebus dosa dari penderitaan yang kita alami.

Allah berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 30 yang berbunyi :

 وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Wa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya'fụ 'ang kaṡīr.

Artinya: Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).

Setiap orang pasti mendapat musibah atau malapetaka. Seperti kematian orang yang dicintai, kehilangan kerabat, terguncangnya ekonomi finansial, kesusahan fisik, demam, semua jenis rasa sakit, dan penderitaan.

Penyakit sebagai berkah tersembunyi

Suatu saat Nabi Muhammad SAW mengunjungi orang sakit yang menderita demam, dia berkata: “Saya punya kabar baik untuk anda. Karena sesungguhnya Tuhanku telah mengatakan kepadaku demam adalah hukumanku yang aku berikan kepada orang-orang yang beriman agar mereka tidak perlu dihukum di neraka.”

Ini adalah hukuman yang Allah berikan agar anda selamat dari hukuman kehidupan selanjutnya. Berarti menderita suatu penyakit merupakan berkah terselubung.

Suatu ketika Nabi Muhammad SAW mengunjungi seorang teman wanita, Umm Sa'ib. Dia juga menderita demam dan bolak-balik, Rasulullah bertanya ada apa. Lalu dia menjawab, “Saya demam tinggi. Semoga Allah mengutuknya.” Kemudian Rasulullah bersabda, “Jangan mengutuk demam, karena sesungguhnya itu mengampuni dosa seperti tungku membersihkan kotoran pada besi,”(HR Muslim).

Saat anda memasukkan besi ke dalam tungku, itu dipenuhi dengan kotoran. Namun, ketika anda mengeluarkannya, akan menjadi 100 persen murni. Jadi, Rasulullah membandingkan demam dengan tungku yang merupakan perbandingan sangat baik karena keduanya terbakar.

Dalam hadits lain disebutkan, itu akan menyingkirkan dosa-dosamu seperti pohon di musim gugur. Saat anda menggoyangkan semuanya, daunnya akan jatuh. Begitu juga penyakit akan menyingkirkan dosa-dosamu.

Setiap bencana adalah untuk kebaikan anda

Ini adalah sesuatu berlaku untuk setiap bencana dan kemalangan. Rasulullah SAW bersabda, “Bahkan jika duri menusuk salah satu dari anda, itu akan menebus sebagian dari dosa anda,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Hadist lainnya yang terkenal Rasulullah berkata, “Luar biasa urusan orang beriman, karena segala sesuatu yang terjadi padanya terjadi untuk kebaikannya. Jika sesuatu yang baik terjadi dan dia bahagia, dia bersyukur kepada Allah, dan itu baik untuknya. Dan jika sesuatu yang buruk terjadi, maka dia bersabar, dan Allah membalasnya atas kesabaran itu,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Dikutip About Islam, Senin (9/11), orang beriman selalu menjadi pemenang, dia tidak pernah menjadi pecundang. Tidak peduli bencana apa yang menimpanya, dia akan selalu berada di atas angin dan menang karena dia memiliki Allah di sisinya. Dan ketika anda memiliki Allah di pihakmu, anda tidak peduli apa yang terjadi pada umat manusia lainnya.

Kita tidak ingin sakit, kami tidak menginginkan bencana, tetapi setiap dari kita akan jatuh sakit dan akan menghadapi malapetaka. Ketika itu terjadi, maka kita bangkit dan menghadapinya. Seraya dengan memperbaharui iman kita kepada Allah, merendahkan diri, serta menyerahkan diri kepada-Nya. Melalui semua ini, kita menghargai berkah bahkan saat jatuh sakit dan mengalami musibah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement