Senin 09 Nov 2020 11:29 WIB

80 Persen Siswa Penerima Beasiswa ILF Diterima di PTN 

Mereka mendapatkan beasiswa dan bimbingan selama satu tahun. 

Pemenang siswa terbaik program ILF dan pemenang guru terbaik program ITF.
Foto: Istimewa
Pemenang siswa terbaik program ILF dan pemenang guru terbaik program ITF.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 2.500 siswa dan guru berhasil menyelesaikan program Indonesia Learning Fellowship (ILF) dan Indonesia Teaching Fellowship (ITF). Mereka mendapatkan beasiswa dan bimbingan selama satu tahun. Program ini merupakan kolaborasi antara Persada Capital Investama, Adaro Foundation, dan Ruangguru. 

Program ILF diikuti oleh 1.200 siswa dari berbagai daerah di Indonesia. 80 persen di antaranya sukses diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Sementara itu, program ITF melibatkan 1.500 guru di 10 kota/kabupaten untuk mengikuti pelatihan daring.  

“Perjalanan pendidikan di Indonesia masih sangat panjang. Kami menyadari bahwa pemerintah kita tidak mungkin bekerja sendiri untuk merealisasikan hal ini tanpa bantuan swasta," tutur Arini Subianto, Direktur Utama Persada Capital Investama, dalam acara Virtual Grand Closing, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (9/11)

"Hal ini baru langkah kecil yang bisa kami laksanakan. Kita tidak mewujudkan keajaiban pendidikan di Indonesia. Namun, kami bertiga melakukan satu langkah nyata yang mungkin tidak seberapa dibandingkan banyaknya siswa dan guru di Indonesia," tambahnya. 

Semetnara dalam merealisasikan tujuan Adaro Nyalakan Ilmu, Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) senantiasa menyesuaikan programnya dengan kebutuhan masyarakat yang ditentukan pula oleh perkembangan zaman. Salah satunya melalui kolaborasi dengan Persada Capital Investama dan Ruangguru. 

YABN, kata Okty Damayanti, Ketua Umum Yayasan Adaro Bangun Negeri, membantu mengembangkan kompetensi guru dan siswa dan mengoptimalkannya lewat pemanfaatan teknologi. "Kami sangat gembira dengan perkembangan guru dan siswa selama dua tahun program ITF dan ILF ini berjalan dimana program ini menelurkan guru-guru yang berkomitmen serta siswa yang termotivasi untuk mengejar cita-citanya. Namun, Adaro Foundation tidak berhenti di sini. Kami akan terus berperan memajukan pendidikan Indonesia,” katanya. 

Di sisi lain, hasil try out intensif program ILF menunjukkan kenaikan nilai sebesar 33,02 persen siswa IPA (peminatan sains) dan 31,88 persen siswa IPS (peminatan sosial). Bahkan, 80,03 persen siswa pun telah diterima di perguruan tinggi negeri (PTN). 

Sementara itu, rata-rata Try Out Uji Kompetensi Guru (TO UKG) yang melibatkan guru peserta program ITF mencapai skor 61,37. Sebanyak 65,73 persen guru memperoleh skor akhir di atas Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional. Jumlah ini meningkat sebanyak 90 persen dari TO UKG awal. 

“Kita bersyukur bahwa program kolaborasi ini berdampak signifikan berkat kerja keras para guru dan siswa yang terlibat. Setelah mendapat konseling, webinar, try out berkala, dan akses gratis video pembelajaran Ruangguru, mereka menunjukkan prestasi yang memuaskan, bahkan melebihi standar ketuntasan,” ujar Iman Usman, Pendiri dan Direktur Produk & Kerja Sama (CPO) Ruangguru. 

Pada kesempatan ini, program ITF menobatkan Siske Tolamanu, guru bahasa Inggris di SDN Bertingkat Naikoten, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sebagai Best Teacher. Sedangkan Satriani Dwi Putri yang berasal dari keluarga sederhana dan alumni SMAN 1 Tanjung, Kota Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mendapat predikat Best Student  pada program ILF.  

“Melalui program ITF, saya berjuang untuk meningkatkan kompetensi diri saya agar dapat memberikan dampak yang lebih besar untuk para siswa saya karena masih banyak siswa di Indonesia bagian timur yang memerlukan pendidikan berkualitas,” ucap Siske. 

“Saya pernah gagal dalam proses seleksi SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Namun, kegagalan menjadi penyemangat saya untuk tetap berusaha agar diterima di perguruan tinggi yang saya cita-citakan. Saya bersyukur dapat memanfaatkan program ILF dan mendapat akses belajar di Ruangguru sehingga saya berhasil diterima di Universitas Mataram,” kata Satriani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement