Ahad 08 Nov 2020 12:13 WIB

Airlangga: Tantangan Saat Ini Mengatasi Pengangguran

Ada penambahan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta hingga Agustus 2020.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah), dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) saat memberi keterangan pers beberapa waktu lalu di Jakarta.
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (tengah), dan Menteri BUMN Erick Thohir (kanan) saat memberi keterangan pers beberapa waktu lalu di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini adalah menekan jumlah pengangguran. Ia mengatakan, pandemi Covid-19 mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia.

Airlangga mencatat, terjadi penambahan jumlah pengangguran sebanyak 2,67 juta akibat pandemi. Hingga Agustus 2020 lalu, jumlah pengangguran di Indonesia sudah mencapai 9,77 juta orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus tercatat melonjak menjadi 7,07 persen. Jika dibandingkan tahun 2019 lalu, posisinya naik sebesar 5,23 persen.

"Tekanan kita memang di lapangan kerja, di mana lapangan kerja ini jumlah pengangguran masih sekitar 5 persen," tutur Airlangga dalam keterangan kepada Republika.co.id, Ahad (8/11).

Selain soal pengangguran, pemerintah juga menyoroti jumlah pekerja informal atau tidak tetap yang masih tinggi di Indonesia. Terlebih, tahun ini diperkirakan akan ada lebih dari 2,9 juta angkatan kerja baru. Kondisi ini dipastikan membuat persaingan lowongan pekerjaan semakin ketat.

“Ada 1,7 juta orang lulus perguruan tinggi dan 1,3 juta orang adalah lulusan SMK yang perlu dicarikan jalan keluar untuk memperoleh lapangan kerja," ujarnya.

Menurut Airlangga, disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menjadi salah satu jalan keluar untuk penciptaan lapangan kerja. UU tersebut bisa menyederhanakan proses berusaha bagi masyarakat. Tujuannya, bisa lebih banyak mendatangkan investasi dan penciptaan lapangan kerja untuk menyerap jumlah angkatan kerja.

"Mereka yang bekerja dipermudah dan mereka untuk masuk ke sektor usaha juga disimplifikasi,” ujar Airlangga.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan kenaikan pengangguran disebabkan pandemi Covid-19. Ia menjelaskan TPT tertinggi tercatat di DKI Jakarta, yakni 10,95 persen. Sementara, TPT terendah berada di Sulawesi Barat sebesar 3,32 persen. "Dampak pandemi Covid-19 jauh lebih tajam di kota,” ujarnya.

Kemudian, Suhariyanto memaparkan jumlah angkatan kerja naik 2,36 juta orang menjadi 138,22 juta orang. Namun, jumlah orang yang bekerja pada Agustus 2020 turun 0,31 juta orang menjadi 128,45 juta orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement