Sabtu 07 Nov 2020 17:34 WIB

Sinergi Peneliti dan Penyuluh Dukung Kinerja Petani

Penyuluh menjadi jembatan peneliti dengan petani di lapangan

Kepala Pusluhtan BPPSDMP Leli Nuryati mengingatkan peran penyuluh sebagai katalisator pembangunan pertanian. Sosialisasi tahap awal pada kelompok tani (Poktan) pada pertemuan kelompok. Penyuluh mengurai teknologi dan cara penerapan hingga menggerakkan petani menerapkan inovasi teknologi.
Foto: Kementan
Kepala Pusluhtan BPPSDMP Leli Nuryati mengingatkan peran penyuluh sebagai katalisator pembangunan pertanian. Sosialisasi tahap awal pada kelompok tani (Poktan) pada pertemuan kelompok. Penyuluh mengurai teknologi dan cara penerapan hingga menggerakkan petani menerapkan inovasi teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Riset Badan Litbang Pertanian Prof Andi M Syakir menyatakan peneliti di bidang pertanian harus bersinergi dengan penyuluh. Alasannya, penyuluh pertanian jadi jembatan komunikasi antara peneliti di laboratorium lapangan dengan petani. 

Sehingga kedua sumber daya ini harus saling berkontribusi, mendukung pencapaian kemandirian pangan."Penelitian lapangan dan laboratorium setelah rangkaian uji coba oleh peneliti, harus dapat disosialisasikan oleh tenaga penyuluh di lapangan," kata Prof Andi M Syakir, Profesor Riset Badan Litbang Pertanian di Jakarta, Jumat (6/11) pada video conference (Vcon) Mentan Sapa Petani dan Penyuluh (MSPP) yang diadakan tiap Jumat.

Kepada para penyuluh BPP KostraTani dari seluruh RI selaku 300 partisipan zoom meeting MSPP, Prof Syakir mengingatkan tentang pentingnya sinergi penyuluh dan peneliti terhadap posisi Indonesia sebagai bagian dari wilayah equator harus menjaga dan memanfaatkan potensi sumber daya alam (SDA) secara optimal.

"Inovasi kunci daya saing dan peningkatan pendapatan petani. Perlu peningkatan akselerasi implementasi dalam tataran operasional," katanya pada MSPP Vol. 24 yang dibuka oleh Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Prof Syakir menambahkan inovasi, daya saing dan  peningkatan pendapatan petani saling terkait erat dan untuk menghasilkan inovasi unggul maka kegiatan penelitian dan diseminasi harus berorientasi output.

"Output yang dimaksud, muara pembangunan pertanian adalah mensejahterakan petani," kata mantan Kepala Balitbangtan periode 2015 - 2018.

Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa hasil riset  pertanian pasti akan menjadi bagian yang harus diimplementasikan seluruh jajaran Kementan. 

"Tujuannya, riset dan teknologi menjadi energi dalam menyusun kebijakan dan program pertanian," kata Mentan Syahrul beberapa waktu lalu. 

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menegaskan pentingnya peran SDM pertanian khususnya penyuluh berikut 16 fungsional pada Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) mendukung sinergi peneliti dan penyuluh.

"Kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah cara impelementasi inovasi teknologi secara keseluruhan, meningkatkan produktifitas dan daya saing secara mandiri," katanya.

Dedi menambahkan inovasi bidang pertanian adalah solusi meningkatkan efisiensi dan produksi para petani di antaranya pemupukan berimbang, pengolahan hasil panen dan alat pertanian yang semakin modern. 

Kepala Pusluhtan BPPSDMP Leli Nuryati mengingatkan peran penyuluh sebagai katalisator pembangunan pertanian. Sosialisasi tahap awal pada kelompok tani (Poktan) pada pertemuan kelompok. Penyuluh mengurai teknologi dan cara penerapan hingga menggerakkan petani menerapkan inovasi teknologi. 

"Penyuluh juga mendampingi petani di lapangan untuk memastikan inovasi teknologi diterapkan dengan baik. Penyuluh juga memantau hasil panen petani," kata Leli Nuryati didampingi Kasubbid IM Penyuluhan - Pusluhtan, Septalina Pradini selaku anchor MSPP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement