Sabtu 07 Nov 2020 08:42 WIB

Menteri ESDM Minta Dirjen Migas Baru Bisa Tekan Impor

Menekan impor bisa dengan percepatan pembangunan infrastruktur kilang dan jargas.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Puluhan kendaraan antre mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (2/11). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi melantik Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Tutuka diharapkan mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Natural Gas (LPG) demi meringankan beban devisa negara ke depan.
Foto: Antara/Teguh Prihatna
Puluhan kendaraan antre mengisi BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Batam, Kepulauan Riau, Senin (2/11). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi melantik Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Tutuka diharapkan mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Natural Gas (LPG) demi meringankan beban devisa negara ke depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi melantik Tutuka Ariadji sebagai Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM. Tutuka diharapkan mampu menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Natural Gas (LPG) demi meringankan beban devisa negara ke depan.

"Ini bisa dilakukan dengan percepatan pembangunan infrastruktur kilang dan jaringan gas, serta pemanfaatan Energi Baru Terbarukan secara masif, seperti biodiesel dan Dymetil Eter (DME)," kata Arifin, Sabtu (7/11).

Baca Juga

Selain itu, Arifin mengharapkan Dirjen Migas baru mampu mewujudkan beberapa program strategis migas. Salah satunya, program jangka panjang yang menjadi perhatian utama Arifin adalah pemenuhan target produksi siap jual (lifting) minyak sebesar satu juta barel per hari pada tahun 2030.

Target ini bisa dicapai melalui mempertahankan tingkat produksi eksisting yang tinggi, transformasi sumber daya ke produksi, menggunakan Enhanced Oil Recovery (EOR) dan melakukan eksplorasi secara masif. "Rata-rata realisasi lifting migas sampai dengan September 2020 sebesar 1.712 MBOPED atau 100 psrsen dari target APBN-P," jelas Arifin.

 

Kebijakan lain yang tak kalah penting adalah implementasi penyesuaian harga gas bumi sebagai upaya peningkatan pemanfaatan gas dalam negeri. "Semoga bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi serta peningkatan daya saing nasional," harap Arifin.

Sebagai informasi, Tutuka memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidang teknik perminyakan dan pertambangan. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI). Terakhir ia sempat menjadi ketua umum Guru Besar ITB dari tahun 2016 sampai 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement