Jumat 06 Nov 2020 21:55 WIB

Sekelompok Orang Armenia Serang Restoran Turki di California

Delapan orang Armenia memasuki kafe dan mulai melempar meja serta kursi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Police Line
Foto: [ist]
Police Line

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekelompok orang Armenia menyerang sebuah restoran Turki di Kalifornia, Amerika Serikat (AS), pada Rabu (4/11) malam. Tak ada korban luka dalam kejadian tersebut.

Peristiwa itu terjadi di Cafe Istanbul. Sekitar delapan orang Armenia memasuki kafe tersebut dan mulai melempar meja serta kursi. “Sekelompok orang memasuki restoran saat saya sedang duduk bersama keluarga di dalam. Mereka mulai menyerang dan kami mencoba melindungi diri kami sendiri. Kami berlindung di gedung terdekat setelah kabur dari pintu belakang, lalu kami panggil polisi," kata seorang saksi berinisial FT, dikutip laman Daily Sabah, Kamis.

Baca Juga

Konsul Jenderal Turki di Los Angeles Can Oguz segera mengunjungi Cafe Istanbul setelah kejadian tersebut. "Saya mengutuk keras serangan kebencian ini yang datang setelah meningkatnya pernyataan dan protes terhadap Turki serta komunitas Turki di Los Angeles," ucap Oguz.

Oğuz meminta Departemen Kepolisian Beverly Hills untuk menyelidiki insiden itu dengan serius dan saksama. "Kami sangat berharap para pelakunya diidentifikasi dan dibawa ke pengadilan," ujarnya.

Utusan Turki di AS Serdar Kilic turut mengutuk keras serangan tersebut pada Kamis (5/11). Dia meminta pemerintah federal dan lokal melindungi hak-hak warga Turki Amerika dan menghukum para pelaku penyerangan.

Kilic juga meminta Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti mengutuk kejahatan berbasis rasial tersebut. "Anggota komunitas Turki Amerika di Los Angeles yang juga merupakan konstituen Anda mengharapkan Anda untuk mendukung mereka sekarang," kata Kilic melalui akun Twitter pribadinya.

Wali Kota Beverly Hills Lester Friedman mengatakan serangan di Cafe Istanbul adalah tindakan kebencian dan kekerasan yang tidak dapat diterima. "Tidak ada tempat di kota kami untuk perilaku ini dan kami meminta anggota masyarakat untuk menyampaikan informasi apa pun tentang tersangka dalam kasus ini," kata Friedman.

Belum diketahui motif penyerangan tersebut. Namun jika ditarik dalam sudut pandang yang lebih luas, Turki diketahui merupakan pendukung utama Azerbaijan dalam konflik dengan Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh. Baru-baru ini Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengklaim bahwa tentara Armenia telah mengaku kalah dalam konflik tersebut.

"Kami memiliki persenjataan modern dan semangat juang yang tinggi. Kami menunjukkan siapa yang dan membuktikan bahwa 'tentara tak terkalahkan' Armenia adalah mitos. Mereka telah mengakui kekalahan. Ini adalah pengakuan atas kekalahan militer mereka dan kemenangan kami," kata Aliyev melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (4/11), dikutip laman Anadolu Agency.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement