Jumat 06 Nov 2020 20:22 WIB

Pengungsi Pulang, Dapur Umum Korban Banjir Kemranjen Ditutup

Ada beberapa dapur umum yang dibangun untuk membantu korban banjir di Kemranjen.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Anggota Tagana memasak makanan untuk korban banjir. ilustrasi
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Anggota Tagana memasak makanan untuk korban banjir. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Dapur umum yang melayani kebutuhan logistik korban banjir di Kemranjen Kabupaten Banyumas, secara resmi ditutup. Dapur umum yang terakhir ditutup adalah dapur umum Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Banyumas, yang dikelola Tagana Banyumas.

''Dapur umum kami, tutup tadi pagi setelah memberikan makan pagi pada seluruh warga korban banjir di Kemranjen,'' ucap Koordinator Tagana Banyumas, Adi Chandra, Jumat (6/11).

Baca Juga

Sebelumnya, untuk membantu korban banjir di beberapa desa wilayah Kecamatan Kemranjen, ada beberapa dapur umum yang didirikan Pemkab Banyumas dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Crisis). Dapur umum tersebut, didirikan di Desa Sirau, Desa Grujugan, Pacarmalang dan Sidamulya.

Namun mengingat kondisi banjir yang semakin surut dan pengungsi semakin berkurang, secara bertahap keberadaan dapur umum tersebut dikurangi. ''Dapur umum yang terakhir tutup, adalah dapur umum yang kami kelola di Desa Sirau,'' kata dia.

Adi Chandra menyebutkan, penutupan dapur umum di Kemranjen dilakukan menyusul rapat koordinasi pihak terkait. Dalam rapat tersebut, diputuskan seluruh operasional Dapur Umum dihentikan karena pengungsi sudah pulang ke rumah masing-masing.

''Untuk selanjutnya, masyarakat akan mendapat bantuan kebutuhan bahan mentah paket sembako yang cukup untuk dimasak sendiri selama tiga hari ke depan,'' ucap dia.

Dia menyebutkan, saat ini memang sudah tidak ada lagi warga korban banjir yang tinggal di pengungsian. Seluruhnya sudah pulang ke rumah masing-masing, meski masih ada beberapa rumah yang masih tergenang air.

''Namun ketinggian airnya sudah tidak terlalu tinggi,'' jelasnya.

Adi mengaku, kondisi cuaca yang masih kerap diwarnai hujan deras dalam jangka waktu cukup lama, memang masih berpotensi untuk kembali menimbulkan banjir. Seperti yang terjadi pada Kamis (5/11) petang, hujan yang terjadi sejak pukul 13.00 sampai pukul 22.00, telah menyebabkan banjir kembali menggenangi jalan-jalan dan halaman rumah warga.

Pada awal banjir terjadi 8 hari lalu, sempat ada ribuan warga di beberapa desa wilayah Kecamatan Kemranjen yang mengungsi. Mereka tersebar di lima titik lokasi pengungsian.

''Setelah banjir mulai surut, berangsur-angsur pengungsi kembali ke rumahnya. Pengungsian terakhir hanya ada di MI Fathul Ulum Desa Sirau yang dihuni sekitar 60 orang. Namun pada hari ini, mereka sudah pulang seluruhnya,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement