Jumat 06 Nov 2020 14:01 WIB

Pasien Covid-19 tanpa Gejala Dapat Bawa Virus Hingga 70 Hari

Waspadai penyebaran Covid-19 yang berkepanjangan dari orang tanpa gejala.

Rep: Puti Almas/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). Orang positif Covid-19 asimptomatik dapat membawa virus dalam jangka waktu lebih lama dari yang sebelumnya diperkirakan.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). Orang positif Covid-19 asimptomatik dapat membawa virus dalam jangka waktu lebih lama dari yang sebelumnya diperkirakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak misteri yang belum terungkap soal Covid-19. Yang jelas, penyakit baru yang disebabkan oleh infeksi SARS-CoV-2 ini berbeda-beda pengaruhnya pada tiap orang.

Dalam sebuah studi kasus teranyar, ada seorang perempuan pasien kanker berusia 71 tahun yang dites positif, namun tidak pernah menunjukkan gejala menular selama 70 hari. Hal itu diketahui saat ia datang ke ruang gawat darurat rumah sakit karena mengalami nyeri punggung ekstrem.

Baca Juga

Pasien perempuan itu pun menjalani operasi hingga kemudian dibawa ke fasilitas rehabilitasi. Pasien memiliki riwayat leukemia limfositik kronis selama 10 tahun, hypogammaglobulinemia, anemia, dan leukositosis kronis.

Masuk ruang gawat darurat pada Februari, pasien menjalani operasi patah tulang belakang dan stenosis yang berhubungan dengan kankernya. Setelah dipindahkan ke pusat rehabilitasi, ia terpaksa kembali ke rumah sakit karena anemia.

Begitu keluar rumah sakit, pasien tidak dapat kembali ke pusat rehabilitasi karena wabah Covid-19. Laporan menyebutkan, CT scan dada pada 28 februari tidak menunjukkan hasil mencurigakan.

Pasien tidak mengalami gejala pernapasan atau sistemik selama ini. Namun, ia tinggal di fasilitas rehabilitasi sekitar waktu wabah Covid-19.

"Dia dites dan dinyatakan positif Covid-19 pada 2 Maret,” ujar laporan tersebut, dilansir Fox News, Jumat (6/11).

Pasien tersebut diisolasi dan selama 15 pekan berikutnya. Ia menjalani tes Covid-19 hingga 14 kali dan sepanjang pemeriksaan hasil menunjukkan positif.

Faktanya, virusnya masih menular pada hari ke-49. Demikian juga saat pemeriksaan pada hari ke-70. Temuan itu menandai viral load benar-benar tinggi.

Hingga pertengahan Juni, sekitar 105 hari setelah pertama kali dinyatakan positif Covid-19, hasil uji usapnya menunjukkan negatif. Uji usap (swab test) dilakukan empat kali berturut-turut.

Satu hal yang menarik, meskipun ia menerima plasma penyembuhan pada hari ke-71, pada hari ke-82 virusnya tetap ada. Para peneliti mencatat bahwa viral load awal menurun, tetapi kemudian meningkat lagi.

"Pasien tetap asimptomatik sepanjang perjalanan infeksi," penulis penelitian menjelaskan.

Sementara itu, dilansir Science Alert, hasil penelitian menunjukkan bahwa rentang waktu infeksi SARS-CoV-2 yang terjadi pada pasien perempuan itu jauh lebih lama dibanding laporan sebelumnya yang menemukan penularan hingga 20 hari setelah diagnosis awal.

Laporan baru ini harus mengingatkan para dokter dan ahli kesehatan masyarakat tentang fakta bahwa orang tanpa gejala dan dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pasien kanker, tampaknya dapat melepaskan virus SARS-CoV-2 untuk waktu yang sangat lama. Dalam hal ini, bahkan berbulan-bulan.

"Meskipun sulit untuk memperkirakan dari satu pasien, data kami menunjukkan bahwa penularan jangka panjang mungkin menjadi perhatian pada pasien imunokompromi tertentu," kata tim peneliti lebih lanjut.

Diperkirakan tiga juta orang di Amerika Serikat (AS) memiliki beberapa jenis kondisi yang membahayakan atau melemahkan sistem kekebalan mereka, membuat mereka rentan terhadap infeksi. Pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan penerima transplantasi yang menggunakan obat imunosupresan adalah beberapa contohnya.

"Karena virus ini terus menyebar, lebih banyak orang dengan berbagai gangguan imunosupresi akan terinfeksi, dan penting untuk memahami bagaimana SARS-CoV-2 berperilaku dalam populasi ini," kata ahli virus dan rekan penulis Vincent Munster dari US National Institute of Allergy and Infectious Diseases.

Ahli virologi seperti Munster akan mewaspadai penyebaran SARS-CoV-2 yang berkepanjangan. Telah terbukti dengan baik bahwa orang dengan gangguan kekebalan dapat menumpahkan virus corona musiman umum selama berminggu-minggu setelah infeksi.

Studi tentang sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) juga menunjukkan orang-orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan masih memiliki virus yang menyebabkan penyakit ini hingga satu bulan setelah infeksi. Namun, proporsi kasus Covid-19 asimptomatik masih belum jelas.

Bahayanya adalah para pembawa SARS-CoV-2 dapat dengan mudah menjalani hari-hari, tanpa menyadari kemampuan mereka menyebarkan virus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement