Jumat 06 Nov 2020 13:02 WIB

Industri Pengolahan Mulai Rebound pada Kuartal III 2020

Pada kuartal III, industri pengolahan tumbuh 5,69 persen dibanding kuartal sebelumnya

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan, industri pengolahan tumbuh positif pada kuartal III 2020 sebesar 5,69 persen dibandingkan kuartal sebelumnya (q-to-q) yang terkontraksi 5,74 persen. Meskipun secara tahunan atau year on year (yoy) sektor manufaktur terkontraksi 4,02 persen.

“Industri pengolahan menunjukkan recovery dan rebound pada kuartal III 2020 dibandingkan kuartal sebelumnya. Kalau dibandingkan per kuartal, hampir seluruh sektor Industri mengalami pertumbuhan positif,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Kamis (5/11).

Baca Juga

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor yang tumbuh positif di kuartal III 2020 antara lain industri alat angkutan (17,48 persen), industri logam dasar (10,73 persen), industri barang logam seperti komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik (8,11 persen). Lalu industri karet, barang dari karet dan plastik (7,52 persen), serta industri kimia, farmasi dan obat tradisional (5,69 persen).

Menperin menjelaskan, kinerja industri alat angkutan melaju cepat pada kuartal III 2020. Hal ini terlihat dari indikator penjualan mobil dan sepeda motor yang naik tajam jika dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Penjualan mobil secara wholesale atau penjualan sampai tingkat dealer pada kuartal III 2020 mencapai 111.114 unit atau naik sebesar 362,17 persen (q-to-q). “Produksi mobil pada kuartal III 2020 mencapai 113.563 unit atau naik sebesar 172,78 persen jika dilihat secara kuartalan,” jelasnya. 

Sedangkan, penjualan sepeda motor secara wholesale pada kuartal III 2020 mencapai 911.865 unit. Angka itu naik sebesar 190,75 persen (q-to-q).

“Kalau dilihat secara tahunan, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh paling tinggi hingga 14,96 persen,” ujar Menperin. Pertumbuhan sektor ini didukung oleh peningkatan produksi obat-obatan, multivitamin dan suplemen untuk memenuhi permintaan domestik dalam menghadapi wabah Covid-19.

Sementara, industri pengolahan masih konsisten memberikan kontribusi paling besar pada struktur Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sepanjang kuartal III 2020 dengan mencapai 19,86 persen. “Optimisme recovery yang lebih cepat di sektor industri pengolahan seiring dengan semakin disiplinnya masyarakat dalam upaya pencegahan virus Covid-19, yang terlihat juga dari jumlah kasus aktif yang terus menurun,” tutur Agus.

Kinerja lainnya dari sektor industri, yakni realisasi nilai investasi yang naik 37 persen secara tahunan (yoy). Sepanjang Januari sampai September 2020, penanaman modal sektor industri di Tanah Air mencapai Rp 201,9 triliun atau naik dibanding periode sama 2019 sebesar Rp 147,3 triliun.

Di samping itu, nilai ekspor sektor industri pada Januari sampai September 2020 menembus 94,36 miliar dolar AS dan menghasilkan neraca surplus sebesar 8,8 miliar dolar AS. Tiga sektor yang menyumbang devisa terbesar, yaitu industri makanan sebesar 21,31 miliar dolar AS, industri logam dasar 16,96 miliar dolar AS, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 9 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement