Jumat 06 Nov 2020 12:09 WIB

Wapres Yakin MUI Sangat Berhati-hati Soal Kehalalan Vaksin

MUI akan sangat berhati-hati untuk vaksin, setelah itu baru lapor ke Wapres.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Tangkapan layar Juru Bicara Wakil Presiden Ma
Foto: Fauziah Mursid / Republika
Tangkapan layar Juru Bicara Wakil Presiden Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin masih menunggu laporan hasil terkait kehalalan vaksin Covid-19. Hal itu disampaikan Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi saat ditanyai mengenai perkembangan informasi tim dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengecek kehalalan vaksin ke China.

"Soal kehalalan vaksin sampai sekarang belum ya karena MUI belum melaporkan, saya kira MUI akan sangat berhati-hati untuk urusan vaksin sampai betul-betul fix, baru kemudian akan dilaporkan kepada Wapres," ujar Masduki saat video conference dengan wartawan, Jumat (6/11).

Masduki menilai, belum dilaporkan soal kehalalan vaksin karena hal tersebut sangat sensitif sehingga perlu ekstra hati-hati dalam proses pemeriksaannya. Tim MUI yang diberangkatkan ke China juga adalah tim khusus yang kompeten di bidang vaksinasi maupun kesehatan serta urusan fatwa.

"Karena ini tidak sederhana, ini verifikasi ke China itu kan ada dua orang, satu yang punya keahlian di bidang kehalalan produk ya dan itu memang orang-orang yang ahli di bidang itu, yang satu adalah yang berkaitan dengan fatwa. Jadi orang yang mengerti urusan keagamaan, fatwa halal seperti apa," ujarnya.

Ia menjelaskan, setelah pulang dari China juga, tim tidak langsung menyimpulkan soal kehalalan vaksin tetapi akan dilakukan sidang fatwa dan dilaporkan ke LPPOM MUI.

"Jadi ini memang prosesnya panjang dan tidak mungkin (MUI) tidak berkoordinasi dengan pemerintah, pasti akan dilaporkan ke Wapres,  lalu kapan pemerintah akan mengeluarkan (vaksin) kita akan berkonsultasi dengan MUI terkait kehalalan," ungkapnya.

Ia menegaskan masalah kehalalan ini faktor terpenting sebelum melakukan vaksin Covid-19. "Karena kalau nggak, kita tahu sendiri ini bisa rawan karena banyak sekali misalnya orang-orang yang memplesetkan, (kehalalan ini penting) sehingga ketika vaksinasi nasional dimulai sudah tidak ada lagi keraguan atau pertanyaan soal kehalalan vaksin," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement