Jumat 06 Nov 2020 12:10 WIB

PTBA Cetak Laba Rp 1,7 Triliun pada Kuartal III 2020

Kinerja PTBA hingga kuartal III 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19.

Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11).
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp 1,7 triliun pada kuartal III 2020 meski terimbas pandemi Covid-19 dan penurunan harga batu bara dunia. Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (6/11) menyampaikan dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 12,8 triliun.

Sementara aset anak usaha BUMN, PT Inalum (Persero) ini, per September 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp 24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp 6,1 triliun atau 25 persen dari total aset.

Baca Juga

Ia mengakui kinerja PTBA hingga kuartal III 2020 masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat pemberlakuan penguncian di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India.

"Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batubara domestik," katanya.

Ia menambahkan harga batu bara yang terus merosot selama tiga triwulan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) merosot sekitar 24 persen dari 65,93 dolar AS per ton pada Januari 2020 menjadi 49,92 dolar AS per ton pada September 2020.

Apollonius mengatakan efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.

"Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi desain tambang," katanya.

Dari sisi produksi, ia menyampaikanPTBA mampu memproduksi 19,4 juta ton batu bara hingga September 2020 atau 77 persen dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton.

Kinerja angkutan batu bara, lanjut dia, juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 17,7 juta ton.

"Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga kuartal III 2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement