Jumat 06 Nov 2020 12:45 WIB

Austria Ajak Eropa Perangi Islamisasi

Kanselir Austria akan membentuk aliansi di Eropa melawan Islam politik

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
 Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.
Foto: EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA
Polisi Austria berkumpul setelah beberapa kali penembakan di distrik pertama Wina, Austria, 03 November 2020. Menurut laporan terbaru, setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dan banyak yang terluka parah dalam apa yang dianggap pejabat sebagai serangan teror yang terjadi di malam tanggal 2 November.

REPUBLIKA.CO.ID,VIENNA -- Kanselir Austria Sebastian Kurz mengajak Eropa untuk 'berperang melawan Islamisasi' setelah empat orang tewas dalam serangan di Vienna pada Senin (2/11) lalu. Kurz mengatakan akan membentuk aliansi di Eropa melawan Islam politik di pertemuan Uni Eropa bulan ini.

"Saya berharap dapat mengakhiri miskonsepsi mengenai toleransi dan semua negara Eropa akhirnya menyadari betapa berbahayanya ideologi politik Islam bagi kebebasan dan cara hidup Eropa kami," katanya pada surat kabar Jerman, Die Welt, seperti dikutip Middle East Monitor pada Jumat (6/11).

Baca Juga

"Ekstremis Islam ingin memecah belah masyarakat kami, kebencian ini tidak boleh diberi tempat. Musuhnya adalah ekstremis dan teroris, bukan imigran. Tidak boleh ada toleransi pada intoleransi," tambah Kurz.

Kurz memuji pasukan keamanan dan tim penyelamat Austria serta orang-orang yang membantu dalam serangan teror. Ia juga berterima kasih pada mitra internasional terutama Presiden Prancis Emmanuel Macron atas dukungannya.  

Saat mengumumkan rencana memberlakukan hukum yang lebih keras lagi pada apa yang ia sebut 'separatisme Islam' di Prancis bulan lalu, Macron mengeklaim Islam sebagai 'agama dalam krisis'.

Kepala negara tersebut mengatakan pemerintahannya akan mengajukan undang-undang untuk memperkuat pemisahan antara agama dari pendidikan dan sektor publik pada Desember mendatang. Macron menegaskan 'tidak akan melonggarkan' upaya memperkuat sekularisasi masyarakat Prancis.

Ia juga membela tabloid Charlie Hebdo yang memutuskan untuk mempublikasi ulang kartun Nabi Muhammad. Pembelaan itu diungkapkan setelah seorang guru sekolah menengah pertama, Samuel Paty, dibunuh karena menunjukkan kartun tersebut pada siswanya di kelas.

Kanselir Jerman Angela Markel mengatakan perlawanan terhadap 'terorisme Islam' adalah perang masyarakat Eropa. Hal ini disampaikan usai serangan di Vienna.

"Kami orang Jerman bersimpati dan memberikan solidaritas pada rekan Austria kami, perang melawan teroris Islam adalah perjuangan bersama kami," cicitnya di Twitter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement