Jumat 06 Nov 2020 08:36 WIB

Perubahan Budaya Yaman Kala Kafe Khusus Perempuan Muncul

Terjadi perubahan budaya di Yaman dengan munculnya kafe khusus pereman

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Subarkah
Suasana Cafe khusus perempuan di Yaman.
Foto: Al Arabiya
Suasana Cafe khusus perempuan di Yaman.

IHRAM.CO.ID, -- Terjadi perkembangan budaya baru di Yaman. Ruang perempuan untuk muncul ke publik kini lebih leluasa. Alhasil, perlahan-lahan tempat umum terkesan tidaj dikuasi laun pria saja.

Perubahan budaya di Yaman ini ditandai dengan pembuakaan kafe khusus perempuan di sana. Situasi ini pun mendobrak kebiasaan bisnis di negara tersebut.

Ide adanya kafe khusus perempuan ini datang ketika aktivis sosialnUm Feras menyadari bahwa tidak ada ruang rekreasi bagi perempuan di kotanya di Yaman, dia mendirikan kafenya sendiri. Upaya ini diharapkan dapat mengubah sikap tentang bisnis yang dipimpin perempuan.

“Tidak ada tempat bagi perempuan untuk berkumpul dengan nyaman, tidak ada tempat milik komunitas perempuan: di mana tim dari administrasi hingga pegawai termuda adalah perempuan,” kata Um Feras di kafe Morning Icon yang didirikan pada April tahun lalu di Marib, pusat Yaman, seperti dilansir Reuters.
 
Um Feras menyatakan, sikap tradisional konservatif yang dianut oleh banyak orang lokal terhadap perempuan yang bekerja di luar rumah membuat proyeknya baru dan asing bagi sebagian orang. Dia ingin memimpin dengan memberi contoh untuk menunjukkan bahwa perempuan dapat menjalankan usaha.
 
“Kata 'kafe' dapat dikaitkan dengan ide dan keyakinan negatif ... Setiap ide baru akan memiliki pendukung dan penentang," katanya. 
 
Seorang mahasiswa kedokteran dan pelanggan kafe, Wadad, mengatakan ketertarikannya pada konsep baru ini karena memberi ruang aman. Terlebih lagi koneksi internet kafe pun cenderung lancar ketika negara ini sulit memberikannya secara publik. 
 
“Ada ruang untuk perempuan secara umum, di tengah jaringan internet yang buruk di Marib dan ruang yang terbatas untuk pelajar perempuan," kata Wadad. 
 
Marib berkembang pesat menjadi kota yang ramai pada awal perang hampir enam tahun di Yaman ketika orang-orang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain. Menjalankan bisnis memang tidak mudah di negara yang dilanda konflik, penyakit, dan krisis ekonomi yang semakin parah.
 
Um Feras mengimpor sebagian besar kopi dan minumannya. Menjaga kualitas di tengah kenaikan harga dan fluktuasi nilai mata uang telah menjadi tantangan nyata. Namun, dia bercita-cita untuk memperluas ke tempat rekreasi yang lebih besar untuk perempuan dan anak-anak. 
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement