Jumat 06 Nov 2020 05:17 WIB

Sosok Muslim Jadi Pahlawan Penyelamat Saat Serangan Wina

Ketiga Muslim menyelamatkan polisi yang terluka saat penembakan di Wina.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Sosok Muslim Jadi Pahlawan Penyelamat Saat Serangan Wina. Petugas polisi tetap pada posisi di tangga bernama Theodor Herzl Stiege di dekat sinagoga setelah terdengar suara tembakan, di Wina, Senin, 2 November 2020. Polisi Austria mengatakan beberapa orang terluka dan petugas sedang keluar setelah tembakan di ibukota Wina. Laporan awal bahwa sinagoga menjadi sasaran serangan tidak dapat segera dikonfirmasi. Kantor berita Austria APA mengutip Kementerian Dalam Negeri negara itu yang mengatakan satu penyerang telah terbunuh dan lainnya mungkin dalam pelarian.
Foto: AP/Ronald Zak
Sosok Muslim Jadi Pahlawan Penyelamat Saat Serangan Wina. Petugas polisi tetap pada posisi di tangga bernama Theodor Herzl Stiege di dekat sinagoga setelah terdengar suara tembakan, di Wina, Senin, 2 November 2020. Polisi Austria mengatakan beberapa orang terluka dan petugas sedang keluar setelah tembakan di ibukota Wina. Laporan awal bahwa sinagoga menjadi sasaran serangan tidak dapat segera dikonfirmasi. Kantor berita Austria APA mengutip Kementerian Dalam Negeri negara itu yang mengatakan satu penyerang telah terbunuh dan lainnya mungkin dalam pelarian.

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Serangan pria bersenjata pada Senin (2/11) di Wina, Austria telah menewaskan setidaknya empat orang dan 23 lainnya luka-luka. Tersangka Kujtim Fejzulai (20 tahun) kemudian ditembak mati polisi sembilan menit setelah serangan terjadi.

Pelaku adalah seorang warga Makedonia berkebangsaan Austria. Dia telah didakwa dan dipenjara pada April 2019 karena berusaha melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok ISIS, tetapi dia dibebaskan lebih awal pada Desember 2019.

Baca Juga

Di tengah serangan rupanya terdapat beberapa orang Muslim yang turut menjadi pahlawan dalam menyelamatkan nyawa orang-orang ketika itu. Salah seorang Muslim bernama Osama Abu El-Hosna dan rekannya saat itu hendak meninggalkan Schwedenplatz, alun-alun pusat Wina dan menuju McDonald's, tempat mereka bekerja.

Wina di malam lockdown kedua kala itu begitu hangat dan sibuk. Orang-orang bertemu di bar dan restoran sebelum aturan jarak sosial baru diberlakukan. Tiba-tiba terdengar suara tembakan.

"Teroris itu berjarak 20 meter dari saya," kata Hosna kepada Aljazirah melalui panggilan video, dilansir Kamis (5/11).

Ketika dua polisi datang membantunya, penyerang menembaki mereka dan memukul seorang petugas. Hosna, yang berlatar belakang Palestina, dan rekannya merunduk di balik pohon, lalu berlindung di belakang bangku beton.

"Kami menarik petugas yang terluka itu ke samping. Saya segera mencari lukanya dan mencoba menghentikan pendarahan dengan tangan saya. Itu tidak membantu. Jadi, saya melepas sweater saya dan mencoba menghentikan pendarahan dengan itu. Setelah 15 menit ambulans datang," ujar Hosna.

Ia menceritakan, sang pembunuh saat itu masih di dekat sana. Ia kemudian pergi ke ambulans, tetapi mereka semua kaget dan mereka tidak bisa bergerak. Hosna lantas kembali ke polisi.

 

"Saya sendiri kaget dan tidak ingat siapa yang berdiri di samping saya. Tetapi tiba-tiba dua pemuda datang dan membantu menyelamatkan yang terluka," lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement