Kamis 05 Nov 2020 18:06 WIB

Usai Resesi, Ekonomi Indonesia Diyakini Bisa Tembus 5 Persen

Ekonomi Indonesia mengalami kontraksi dua kuartal berturut-turut.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.Prayogi/Republika.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah optimistis kinerja ekonomi nasional bisa kembali pulih tahun depan. Bahkan, pemerintah yakin, asumsi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2021 sebesar lima persen bisa tercapai. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menjelaskan, optimisme ini berdasarkan tren positif yang sudah terlihat pada capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II menuju kuartal III ini. 

Kendati masih terkontraksi 3,49 persen pada kuartal III (yoy), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dilaporkan tumbuh secara kuartalan (QtoQ). Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, ekonomi nasional tumbuh 5,05 persen (QtoQ) pada kuartal III 2020. 

Baca Juga

"Ini menunjukkan bahwa proses adaptasi dari ekonomi Indonesia dalam masa pandemi ini baik. Mungkin rata-rata di atas negara lain termasuk di ASEAN dan itu juga menandakan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah sekurang-kurangnya menunjukkan responsif dan adaptif terhadap perkembangan," ujar Suharso dalam keterangan pers di kantor presiden, Kamis (5/11). 

Menyusul kontraksi yang terjadi selama dua kuartal berturut-turut, pemerintah fokus memaksimalkan belanja sebagai motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Harapannya, ekonomi kuartal IV bisa tumbuh di rentang minus 1,6 persen sampai 0,6 persen (yoy). 

"Dengan konsumsi pemerintah yang akan tumbuh setidaknya sama besarnya dengan kuartal III, maka mudah-mudahan kita bisa menutup akhir tahun dengan tingkat pertumbuhan ekonomi setidaknya bisa mendekati nol persen atau bahkan beberapa di atas angka nol," kata Suharso. 

Kecepatan belanja pemerintah yang sudah terjaga sepanjang kuartal II hingga kuartal IV 2020, ujar Suharso, diharapkan bisa berlanjut sampai tahun anggaran 2021 mendatang. Bahkan, seluruh belanja modal yang bisa dilakukan pada awal tahun bisa mulai melakukan mempersiapkan bidding pada akhir 2020 ini. 

"Pertumbuhan, saya kira, kami masih punya optimisme masih pada angka sekitar lima persen. Mudah-mudahan kita bisa capai," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement