Kamis 05 Nov 2020 04:42 WIB

Bantu Azerbaijan, PM Armenia Tuding Israel Gabung Turki

Armenia menuding Israel bergabung dengan Turki, teroris dan tentara bayaran Suriah

Rep: Lintar Satria/ Red: Elba Damhuri
 Seorang wanita melihat melalui jendela apartemennya di Stepanakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Selasa, 3 November 2020. Pertempuran memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh memasuki minggu keenam pada hari Minggu, dengan pasukan Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan. lainnya untuk serangan baru.
Foto: AP/STR
Seorang wanita melihat melalui jendela apartemennya di Stepanakert, wilayah separatis Nagorno-Karabakh, Selasa, 3 November 2020. Pertempuran memperebutkan wilayah separatis Nagorno-Karabakh memasuki minggu keenam pada hari Minggu, dengan pasukan Armenia dan Azerbaijan saling menyalahkan. lainnya untuk serangan baru.

IHRAM.CO.ID, YEREVAN -- Perdana Menteri (PM) Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, Israel telah bergabung dengan Turki, teroris dan tentara bayaran Suriah untuk membantu Azerbaijan. Ia menegaskan keputusan tersebut akan menimbulkan konsekuensi buruk.

Dalam wawancaranya dengan The Jerusalem Post, Senin (2/11), Pashinyan mengatakan Israel mempersenjatai Azerbaijan yang 'berniat untuk melakukan genosida terhadap masyarakat Armenia di Nagorno-Karabakh'. Hal ini Pashinyan sampaikan dalam wawancara via Zoom.

Baca Juga

Pertempuran Armenia dan Azerbaijan di perbatasan memasuki pekan keenam. Korban jiwa dari kedua belah pihak diperkirakan sudah mencapai 1.500 hingga 5.000 orang. Sementara Israel berkomitmen untuk tidak terlibat dalam pertempuran itu secara formal dan kementerian luar negeri mereka juga menjauhkan diri dari konflik. Tetapi Pashinyan mengatakan saat ini Israel sangat aktif dalam konflik.

"Karena pesawat-pesawat tanpa awak Israel digunakan secara aktif dalam perang di Nagorno-Karabakh," katanya.

 

Armenia sudah memanggil duta besar Israel untuk memprotes penjualan senjata ke musuh pada awal bulan Oktober lalu. Dua pekan setelah Armenia membuka kedutaan besar di Tel Aviv.

"Saya pikir Israel harus memikirkannya, pada dasarnya teroris Islam, tentara bayaran dan Israel sekarang berada di pihak yang sama, jadi Israel harus berpikir, apakah posisi ini cukup," tambah Pashinyan.

Ia menambahkan Tel Aviv juga harus merenungkan kembali apakah mereka ingin satu pihak dengan Turki. Pashinyan mengklaim Ankara menggerakan ratusan tentara bayaran Suriah untuk membantu Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Tidak lama setelah Yerevan memanggil duta besar Israel untuk Armenia. Presiden Israel Reuven Rivlin menawarkan bantuan kemanusiaan ke Armenia. Pashinyan menanggapi tawaran tersebut dengan getir.

"Bantuan kemanusiaan dari negara yang menjual senjata ke tentara bayaran, yang digunakan untuk menyerang warga sipil damai? Saya anjurkan Israel mengirimkan bantuan ke tentara bayaran dan ke teroris untuk melanjutkan aktivitasnya," kata Pashinyan.

Israel menjadi salah satu pemasok senjata terbesar Azerbaijan setelah Rusia dan Belarusia. Israel memandang Azerbaijan daerah yang strategis karena letaknya berbatasan dengan Iran dan menyediakan kebutuhan minyak Israel.

Sementara hubungan Israel dengan Armenia yang memiliki hubungan kuat dengan Rusia dan Iran kian menghangat. Sebelum pemanggilan duta besar hubungan kedua negara itu cukup 'ramah'.

Pashinyan mengatakan keterlibatan Turki dan tentara bayaran Suriah dalam konflik di Nagorno-Karabakh memperumit situasi. "Kehadiran mereka di kawasan menjadi ancaman tidak hanya untuk Nagorno-Karabakh tapi juga Iran telah memandangnya sebagai ancaman dan Rusia juga memandangnya sebagai ancaman," kata Pashinyan.

Tentara bayaran Suriah

Perdana Menteri Armenia mengatakan sebelumnya hanya sedikit bukti yang menunjukkan Turki memobilisasi tentara bayaran Suriah untuk bertempur di sisi Azerbaijan. Kini sudah ada bukti konkritnya karena baru-baru ini ada dua tentara bayaran yang berhasil ditangkap.

"Salah satu dari mereka memberi kesaksian komprehensif, dan mengatakan ia tinggal di kamp pengungsi di Suriah yang dikelola Turki," kata Pashinyan.

"Ia menjelaskan bagaimana ia direkrut, di mana ia terlibat dan bagaimana mereka menyeberangi perbatasan Turki, tapi ada satu pun orang yang memeriksa atau menanyai mereka di pos perbatasan," tambahnya.

BACA JUGA: Bela Pernyataan Macron, Menteri UEA: Macron Sepenuhnya Benar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement