Rabu 04 Nov 2020 18:39 WIB

Masker Kain Terbukti Ampuh Cegah Partikel Virus Korona

Masker kain telah menjadi kebutuhan baru bagi banyak orang sejak pandemi.

Hariah (72) mengerjakan pesanan masker dari kain batik lukis di Seno Batik, Mantrijeron, Yogyakarta, Senin (19/10). Pembuatan masker berbahan batik lukis ini memanfaatkan lesunya penjualan batik lukis imbas pandemi Covid-19. Penjualan pun menggunakan sistem daring, dan setiap masker dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Hariah (72) mengerjakan pesanan masker dari kain batik lukis di Seno Batik, Mantrijeron, Yogyakarta, Senin (19/10). Pembuatan masker berbahan batik lukis ini memanfaatkan lesunya penjualan batik lukis imbas pandemi Covid-19. Penjualan pun menggunakan sistem daring, dan setiap masker dijual dengan harga Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Universitas Cambridge dan Universitas Northwestern menyebutkan  masker kain terbukti efektif dalam mencegah penyebaran virus corona. Para peneliti mengungkap bahwa sebagian besar kain yang biasa digunakan untuk masker wajah non-klinis efektif dalam menyaring partikel ultrafine yang mungkin mengandung virus.

Para peneliti menguji semua sampel mulai dari kaos dan kaus kaki hingga jeans dan tas vakum untuk mengungkap jenis bahan masker mana yang paling efektif dalam menyaring partikel dengan kecepatan tinggi. Uji ini mencerminkan bagaimana masker bekerja jika seseorang batuk atau bernapas dengan berat saat menggunakan masker.

Baca Juga

Mereka juga memeriksa efektivitas N95 dan masker bedah, yang lebih umum dipakai oleh profesional perawatan kesehatan.

Masker N95 terbukti sangat efektif, namun kantong vakum HEPA yang dapat digunakan kembali sebenarnya melebihi kinerja N95 dalam beberapa pengujian.

Saat melihat masker kain buatan sendiri, peneliti menemukan bahwa secara umum, masker yang dibuat dari beberapa lapisan kain paling efektif. Selain itu, menggabungkan interfacing atau teknik yang digunakan untuk menguatkan kerah, ternyata lebih efektif meskipun lebih sulit untuk bernapas.

Para peneliti juga menguji seberapa efektif masker kain saat lembap dan setelah dicuci. Mereka menemukan bahwa masker kain bekerja dengan baik saat lembab dan juga bekerja dengan cukup baik setelah satu siklus pencucian.

Penulis utama penelitian, Eugenia O'Kelly mengatakan masker kain telah menjadi kebutuhan baru bagi banyak orang sejak awal pandemi COVID-19. Terlebih saat persediaan masker N95 dan masker medis lain persediaannya terbatas sehingga mulai banyak yang membuat masker sendiri.

"Sebagai seorang insinyur, saya ingin mempelajari lebih lanjut tentang mereka, seberapa baik bahan yang berbeda bekerja dalam kondisi yang berbeda, dan apa yang membuat kesesuaian yang paling efektif," kata O'Kelly.

O'Kelly mengatakan bahwa bahan denim cukup efektif dalam memblokir partikel virus tetapi sulit untuk bernapas.

"Jadi, mungkin bukan ide yang baik untuk membuat masker dari celana jeans la ma. Masker N95 jauh lebih mudah dihirup daripada kombinasi kain apa pun dengan tingkat filtrasi yang serupa," ujar O'Kelly.

O'Kelly juga mengatakan masker kain semakin populer digunakan oleh masyarakat, namun menemukan bahan yang tepat seperti keseimbangan antara efektif dan nyaman untuk bernapas masih menjadi masalah.

"Kami ingin bahan tersebut efektif dalam menyaring partikel, tetapi kami juga perlu mengetahui bahwa bahan tersebut tidak membuat pengguna berisiko menghirup serat yang bisa berbahaya," ujar O'Kelly.

"Kami telah menunjukkan bahwa dalam situasi darurat di mana masker N95 tidak tersedia, seperti pada hari-hari awal pandemi ini, masker kain secara mengejutkan efektif dalam menyaring partikel yang mungkin mengandung virus, bahkan pada kecepatan tinggi," kata O'Kelly.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement