Rabu 04 Nov 2020 18:36 WIB

Semen Indonesia Bukukan Laba Rp 1,54 T pada Kuartal III 2020

Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan konsumsi semen nasional.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
PT Semen Indonesia Tbk atau Semen Indonesia Group (SIG) mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2020.
Foto: Republika/bowo pribadi
PT Semen Indonesia Tbk atau Semen Indonesia Group (SIG) mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk atau Semen Indonesia Group (SIG) mencatatkan kenaikan laba bersih pada kuartal III 2020. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan laba bersih Rp 1,54 triliun.

Perolehan tersebut tumbuh sebesar 19,1 persen dibandingkan periode tahun lalu yang hanya Rp 1,29 triliun. Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, peningkatan kinerja keuangan tersebut dapat dicapai melalui berbagai inisiatif strategis.

Baca Juga

"Inisitaif yang dilakukan baik cost leadership, integrasi berbagai fungsi strategis serta penurunan beban bunga akibat refinancing program yang dilaksanakan pada semester II tahun 2019," kata Vita, Rabu (4/11). 

Vita mengakui, pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan konsumsi semen nasional, serta perlambatan proyek infrastruktur. Hal tersebut pun berimbas padaperolehan pendapatan perseroan di kuartal III 2020.

Pada periode tersebut, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 25,63 triliun, turun 8,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 28,12 triliun. Meski demikian, beban pokok pendapatan juga turun 11,5 persen dari Rp 19,64 triliun menjadi  Rp 17,39 triliun.

Menurut Vita, menurunnya biaya pendapatan ini berkat terjaganya efisiensi biaya, seperti pengelolaan bahan baku dengan optimalisasi komposisi bahan baku dan bahan penolong, integrasi pemasaran, distribusi, dan fungsi pengadaan. Selain itu, perseroan juga memanfaatkan limbah industri sebagai alternatif sumber bahan baku. 

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Abra Talattov menilai penurunan pendapatan yang dialami SIG menunjukkan masih rendahnya permintaan semen nasional. Proporsi pasar SIG sendiri masih didominasi oleh pasar domestik. 

Untuk meningkatkan kinerja, menurut Abra, SIG harus memperluas jangkauan ke pasar global. Hal ini ditambah pula permintaan di pasar global sedang mengalami peningkatan tajam. "SIG harus bisa mengambil peluang ini, terutama merambah ke negara-negara yang mulai menunjukkan pemulihan," kata Abra. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement