Rabu 04 Nov 2020 15:49 WIB

Rektor UI: Pendanaan Kemendikbud agar Mahasiswa Siap Kerja

Kemampuan beradaptasi mahasiswa di lingkungan kerja harus disiapkan.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D
Foto: istimewa
Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, SE, MA, Ph.D

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Indonesia (UI) Ari Kuncoro mengatakan skema pendanaan baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bisa mendorong universitas mempersiapkan mahasiswa untuk siap terjun ke masyarakat. Ia mengatakan perguruan tinggi memang seharusnya tidak hanya mempersiapkan kemampuan dasar untuk mahasiswa, melainkan juga kemampuan beradaptasi di lingkungan kerjanya.

Ketika terjun di dunia kerja atau masyarakat, ia mengatakan, kemampuan dasar yang diperlukan oleh mahasiswa menjadi lebih luas. Kemampuan ini bukan hanya ilmu akademis yang didapatkan di perguruan tinggi. 

Baca Juga

Menurut dia, Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dibuat Kemendikbud sebagai dasar pendanaan mencakup kebutuhan tersebut. "Jadi ilmunya diubah. Dari ilmu yang hanya mengandalkan //text book// menjadi ilmu yang kalau dia kerja dia bisa melihat benang merah. Ilmu dasar di tempat kerja dia bisa melakukan modifikasi, contohnya adalah kemampuan untuk negosiasi," kata Ari pada Republika, Rabu (4/11). 

Dalam pendanaan dari Kemendikbud tersebut, terdapat tiga program. Yakni, insentif untuk perguruan tinggi, marching fund untuk kerjasama perguruan tinggi dengan industri, dan competitive fund bagi penelitian-penelitian yang dilakukan kampus. 

Menurut Ari, ketiga program itu sudah melengkapi kebutuhan mahasiswa untuk siap terjun di masyarakat setelah lulus. "Jadi misal, dana kompetitif itu untuk membina peneliti supaya bisa menciptakan ilmu yang lebih baru, kemudian pendanaan yang sifatnya matching untuk industri agar kurikulum relevan, kemudian yang berdasarkan IKU (insentif) itu fokus supaya universitas tidak buang-buang duit untuk kerjaan yang kegunaannya tidak terlalu banyak," kata dia lagi. 

Ia mengatakan kemampuan negosiasi bisa berasal dari disiplin ilmu apapun. Lulusan perguruan tinggi, khususnya S-1, disiapkan untuk menjadi ujung tombak dunia kerja dengan kemampuan negosiasi, mengaitkan benang merah, dan berpikir kritis. 

Selain itu, ia mengatakan, melibatkan mahasiswa dalam penelitian-penelitian dapat melatih mereka untuk bekerjasama dalam tim. "Jadi nanti akan banyak, mereka membuat proyek bersama, nanti presentasi di kelas lalu ada grup lain yang mengomentari dan mengkritik pekerjaan itu, jadi saling mengomentari," kata Ari. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement