Rabu 04 Nov 2020 13:24 WIB

Islam Pernah Berkuasa di India, Mengapa Tetap Hindu?

Mayoritas penduduk India masih Hindu meski Islam pernah berjaya

Kemegahan dan keindahan Benteng Agra peninggalan Kerajaan Mughal di Agra, India, selalu menjadi daya tarik pelancong untuk mengenal lebih jauh benteng yang dibangun awal abad ke-15 Masehi ini. Benteng Agra terletak 2,5 kilometer dari Taj Mahal, situs waris
Foto: Antara
Kemegahan dan keindahan Benteng Agra peninggalan Kerajaan Mughal di Agra, India, selalu menjadi daya tarik pelancong untuk mengenal lebih jauh benteng yang dibangun awal abad ke-15 Masehi ini. Benteng Agra terletak 2,5 kilometer dari Taj Mahal, situs waris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Islam di India telah dimulai lewat jaringan perniagaan para saudagar Arab sejak masa Rasulullah SAW. Sementara, ekspedisi resmi dilakukan Muhammad Ibn Qasim dari Bani Umayyah, lalu mencapai puncaknya pada masa Sultan Mahmud Ghaznawi. Ghaznawi dianggap sebagai milestone bagi sejarah Islam di anak benua India.  

Saat ini diperkirakan lebih dari 180 juta penduduk India adalah Muslim. Angka ini menempatkan India sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar ketiga di dunia, setelah Indonesia dan Pakistan. Pew Research Center bahkan memperkirakan, jumlah penganut Islam di India pada 2050 hingga 2070 akan menjadi yang paling besar di dunia.  

Baca Juga

Prof M Abdul Karim dalam Sejarah Islam di India mengatakan, jejak-jejak islamisasi itu masih terlihat jelas, baik berupa bangunan fisik maupun khazanah keilmuan.

Sejak penaklukan India oleh Ibn Qasim sampai berdirinya Dinasti Mughal, para sultan selalu berupaya mendapatkan pengakuan khalifah di pusat. Kecuali, Sultan Mubarak Khalji yang memutuskan hubungan dengan menyatakan diri sebagai “I am the sovereign king”. Hubungan dengan khalifah baru diputuskan secara resmi pada masa Mughal. 

Sejarawan asal UIN Yogyakarta ini menambahkan, kontak antara Islam dan Hindu menghasilkan asimilasi yang kadang disebut Indo-Muslim. Dalam seni arsitektur, rancang bangunan merupakan campuran gaya Siria, Bizantium, Mesir dan Iran, sedangkan detilnya Hindu, Jaina, dan Budha. Dari segi bahasa, asimilasi kultural melahirkan bahasa Urdu dan Bangla sebagai pengaruh Islam terhadap bahasa Sansekerta. 

Namun, sekalipun Islam pernah berkuasa di India selama beberapa abad, mayoritas penduduk anak benua India tetap beragama Hindu. Hal ini menimbulkan sejumlah pertanyaan di benak para sejarawan.

Ira M Lapidus dalam Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian 1-2, berpendapat, hal itu disebabkan sejumlah faktor. Pertama, sedikitnya penopang penaklukan Muslim di India. Komunitas Muslim merupakan sekelompok kecil tentara yang tidak didukung sebagian besar penduduk. Umat Islam membentuk sebuah elite politik, tetapi tidak mampu menguasai seluruh negeri. 

Kedua, struktur politik India pra-Islam tetap bertahan secara utuh. Beberapa penguasa lokal dan elite keagamaan Brahmana tetap mempertahankan kekuasaan politik lokal mereka di bawah pemerintahan Islam. Pengukuhan terhadap para penguasa lokal dan perlindungan terhadap warga non-Muslim juga berperan menjaga kelangsungan identitas non-Muslim.  

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement