Rabu 04 Nov 2020 12:55 WIB

Uskup Agung di Prancis Bela Islam

Ia menyebut kartun-kartun ini tidak hanya menentang Muslim, tetapi juga agama kristen

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.
Foto: google.com
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.

IHRAM.CO.ID, TOULOUSE -- Di tengah ketegangan yang meningkat atas publikasi kartun Nabi Muhammad yang menyinggung umat Muslim, Uskup Agung Toulouse di Prancis, Robert Le Gall, menekankan perlunya menghormati setiap agama. Ia juga menambahkan jika kebebasan berekspresi memiliki batas.

"Agama tidak dapat diejek, (karena) kami melihat hasilnya", kata dia dilansir di About Islam, Rabu (4/11).

Pernyataan ini merujuk pada sebuah insiden di mana tiga orang terbunuh di luar sebuah gereja di Nice, berdasarkan laporan majalah L'Obs French. Uskup agung menambahkan, terkadang banyak pihak memperburuk kondisi melalui kartun Charlie Hebdo. Ia menyebut kartun-kartun ini tidak hanya menentang Muslim, tetapi juga menentang agama Kristen.

Selanjutnya, Uskup Agung juga menyerukan untuk menghentikan penerbitan maupun distribusi kartun tersebut. Utamanya, distribusi di sekolah-sekolah harus dihentikan.

"Saya pikir kita harus lihat konsekuensinya, ini seperti menuangkan bahan bakar ke atas api. Kebebasan berekspresi memiliki batasan seperti semua kebebasan manusia," kata dia.

Ia menekankan, dibanding memperpanjang masalah yang ada, lebih baik mempertahankan nilai-nilai Republik yang tujuannya untuk persaudaraan. Kebebasan untuk bersama, berbicara, serta menjadi saudara merupakan hal yang perlu untuk dipertahankan. Hal-hal di atas lebih penting dibanding saling menghina.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, saat memberikan wawancara kepada seorang penyiar Arab, membela komentarnya tentang Islam. Dia mengerti mengapa komentar itu menyinggung orang, tetapi tidak membenarkan tindakan kekerasan.

Awal bulan ini, Macron membela sekularisme dan kebebasan berekspresi di Prancis. Dia juga menggambarkan Islam sebagai agama yang sedang mengalami krisis.

Tak hanya itu, dia ujarannya semakin memburuk setelah terjadi pembunuhan seorang guru sekolah menengah Prancis karena memajang komik Nabi Muhammad SAW di kelas. Komentar yang ia berikan memicu gelombang protes dan kritik dari berbagai belahan dunia Muslim.

Tanda pagar #Boycottfranceproducts menjadi tren di Twitter minggu lalu, di tengah meningkatnya seruan untuk memboikot barang-barang Prancis di Timur Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement