Rabu 04 Nov 2020 11:25 WIB

Fethullah Gülen Kecam Aksi Kekerasan di Prancis

Gulen menyayangkan para pelaku yang menggunakan simbol-simbol agama

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Masyarakat menyalakan lilin tanda berduka di pintu masuk gereja Basilika Notre Dame, Nice, Prancis, Kamis (29/10), menyusul teror di kota tersebut. Tiga orang meninggal akibat serangan di gereja. Insiden ini terjadi kurang dari sebulan setelah pemenggalan guru sekolah Prancis.
Foto: EPA-EFE/SEBASTIEN NOGIER
Masyarakat menyalakan lilin tanda berduka di pintu masuk gereja Basilika Notre Dame, Nice, Prancis, Kamis (29/10), menyusul teror di kota tersebut. Tiga orang meninggal akibat serangan di gereja. Insiden ini terjadi kurang dari sebulan setelah pemenggalan guru sekolah Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Ulama ternama asal Turki Fethullah Gülen mengecam peristiwa pembunuhan guru di Prancis dan juga penikaman yang menewaskan tiga orang di sebuah gereja di Nice. Gulen menyayangkan para pelaku yang menggunakan simbol-simbol agama karena justru tindakan mereka jelas-jelas jauh dari tuntunan Nabi yang damai dan penuh kasih sayang.

“Saya mendengar telah terjadi sebuah pembunuhan atas Samuel Paty dengan sangat sadis di sebuah daerah di Paris baru-baru ini dan kabar ini amat mengguncang hati saya," katanya seperti dikutip tr724.com, Selasa (3/11).

Gulen juga terkejut dan mengaku sedih dengan peristiwa penikaman secara keji di tempat ibadah di Nice. Penyerangan dengan pisau itu menewaskan tiga orang, dua di antaranya meninggal di dalam gereja.

"Saya sangat sedih, sangat terperangah saat mendengar di sebuah kota lain di Prancis, di sebuah tempat ibadah, pada saat ibadah dilakukan, juga terjadi penyerangan dengan pisau yang berakhir dengan pembunuhan bengis," kata Gulen.

"Saya ingin mengungkapkan secara terbuka bahwa kenyataan ketika para pelaku pelanggaran pada dua peristiwa ini menggunakan argumen-argumen Islami sebagai slogan-slogan agama, lebih membuat kesedihan saya semakin dalam," tambahnya.

Ia menegaskan sampai kapan pun kekerasan sama sekali tak bisa disetujui. Menurutnya dapat dipahami kaum muslimin yang meyakini dan menghormati semua nabi dan rasul yang datang sejak zaman Nabi Adam, mengharapkan adanya sikap penghormatan dari umat agama lain terhadap Nabi Muhammad.

Ia mengatakan dapat dipahami masyarakat muslim terganggu jika ada tindakan tak pantas terhadap Nabi. Namun selalu ada cara-cara positif untuk mengungkapkan perasaan terganggu itu yang berdasarkan diplomasi dan aturan-aturan hukum kemanusiaan.

"Sampai kapan pun keterlibatan dalam kekerasan dalam hal ini sama sekali tak bisa disetujui," katanya.

Ankara menuduh ulama yang kini di Amerika Serikat (AS) itu sebagai dalang kudeta Juli 2016 lalu. Gulen membantah terlibat dalam kudeta itu.

Setelah hampir lima tahun sejak kudeta gagal terjadi, Turki masih terus menangkap orang-orang yang diduga memiliki koneksi dengan Gulen. Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan menangkap puluhan ribu orang dan memecat ribuan pegawai sipil dan personel militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement