Rabu 04 Nov 2020 06:06 WIB

Huawei Punya Strategi Baru Hadapi Sanksi Amerika

Huawei Punya Strategi Baru Buat Hadapi Sanksi Amerika, Ini Dia!

Rep: wartaekonomi.co.id/ Red: wartaekonomi.co.id
Huawei Punya Strategi Baru Buat Hadapi Sanksi Amerika, Ini Dia!. (FOTO: GSM Arena)
Huawei Punya Strategi Baru Buat Hadapi Sanksi Amerika, Ini Dia!. (FOTO: GSM Arena)

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Sanksi Amerika Serikat (AS) telah memutus akses Huawei ke pasokan chip dari perusahaan mitra. Nah, ternyata, kini perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu kembali menemukan strategi baru untuk mengatasi masalah operasional tersebut.

Melansir GSM Arena, Selasa (3/11/2020), Huawei kini menyiapkan pabrik chipset mandiri--alih-alih mengandalkan pasokan TSMC. Pabrik itu akan beroperasi atas nama bisnis penelitian dan pengembangan dan mendapat dukugnan pemerintah lokal.

“Pabrik itu awalnya hanya bisa memproduksi chipset 45nm, yang dirilis kembali pada 2007,” begitu bunyi laporan GSM Arena.

Baca Juga: Realme Narzo 20 Pro: Spesifikasi, Bocoran Harga, dan Ketersediaan di Indonesia

Baca Juga: Cermati Jadi Korban Pembobolan Data Pribadi 17 Situs, Amankan Akun dengan Cara Ini!

Asal tahu saja, awal tahun ini, CEO Bisnis Konsumen Huawei, Richard Yu mengungkapkan, perusahaan tak lagi bisa memproduksi chip sendiri. Artinya, pembuatan chip Huawei mesti mengalami pengulangan kembali (reset).

Lebih lanjut, laporan Financial Times menyebut, “produksi chipset 28nm akan berlangsung pada akhir 2021. (Komponen) itu akan berguna untuk perangkat Internet of Things (IoT).”

Nah, pada 2022, Huawei akan memproduksi chip 20nm yang akan bermanfaat bagi bisnis infrastruktur jaringan 5G perusahaan.

Sementara untuk chip ponsel pintar, Huawei berpotensi tak akan memproduksinya selama beberapa tahun ke depan. Sebagai alternatif, kabarnya Qualcomm berpeluang memperoleh lisensi dari pemerintah AS guna memasok komponen teknologi ke Huawei.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement